Dalam nada guyon kami sering berkelakar bahwa berdirinya Ruang Baca Komunitas (RBK) merupakan "kecelakaan sejarah" dan orang pertama yang harus bertanggung jawab atas "kecelakaan" ini adalah Dewon Sudarman, Ketua Rukun Tetanggan (RT) 03 RW 08 Lingkungan Parunglesang, Kelurahan Banjar, tempat dimana kini kami bermarkas.Â
Pasalnya, ketika pada suatu hari kami memintanya untuk meresmikan RBK secara sederhana saja untuk kepentingan belajar warga, terutama anak-anak di komunitas RT yang dipimpinnya, ia malah terlalu bersemangat untuk menyampaikan hal ini kepada Lurah Banjar.
Walhasil, peresmian RBK tidak dilakukan Ketua RT sebagaimana rencana awal, tapi oleh Irfan Fauzi yang saat itu menjabat sebagai Lurah Kelurahan Banjar, Kecamatan Banjar, Kota Banjar. Kehadiran Lurah lengkap beserta seluruh jajaran aparatur plus Bhabinkamtibmas Kelurahan Banjar dan Polsek Banjar mengundang keriuhan tersendiri. Bukan hanya warga RT setempat yang hadir, tapi warga lainnya yang juga penasaran untuk turut mengikuti dan menyaksikan acara peresmian RBK oleh orang nomor satu di kelurahan kami.
Prosesi acara berjalan sangat lancar. Diawali pembacaan Kalam Ilahi dan dilanjutkan prakata mewakili kami sebagai pemrakarsa kemudian acara inti yakni sambutan Lurah Banjar, Irfan Fauzi yang sekaligus meresmikan RBK. "Atas nama pemerintahan kami menyambut positif berdirinya ruang baca ini. Kami sangat mendukung karena upaya ini merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa," tegas Lurah Banjar. Sebagai simbol dukungan terhadap pendirian RBK ini, Lurah Banjar memberikan bantuan paket buku untuk tambahan koleksi pustaka RBK.
Dukungan atas berdirinya RBK bukan saja datang dari unsur pemerintahan, tapi juga unsur tokoh agama. Ajengan Suryana salah seorang tokoh MUI Banjar juga hadir dan sekaligus memberikan tausiyah dalam acara ini. "Perintah untuk rajin membaca itu datang langsung dari Sang Maha Pencipta, Alloh SWT. Dalam Al-Quran sudah dinyatakan secara jelas dan tegas perintah untuk membaca, Iqro ... Iqro ... Iqro," tegas Ajengan Suryana. Karena itu ia sangat mendukung berdirinya ruang baca komunitas dan berharap RBK ini dapat menjadi tempat yang maslahat untuk kepentingan masyarakat.
Keesokan harinya, 5 April 2016 beberapa kawan menginformasikan tentang berita di koran Harian Kabar Priangan yang pada edisi hari itu memuat berita dengan tajuk "Ruang Baca Komunitas Didirikan untuk Warga" ditulis oleh D. Iwan, Wartawan Kabar Priangan. Kami kaget karena diantara pemrakarsa RBK saat itu tidak ada seorang pun yang kenal dengan wartawan, apalagi mengundangnya untuk peliputan acara itu. Dari informasi Lurah Banjar kemudian kami baru mengetahui bahwa itu juga terjadi secara kebetulan saja. Ketika Sang Jurnalis itu ada keperluan dengan Lurah Banjar dan berkomunikasi sekaligus dijadikan ajang liputan. Jadi, inilah "kecelakaan sejarah" berikutnya yang kemudian justru menjadi semacam blessing in disguise, berkah yang terpendam bagi perjalanan RBK ke depannya.
Liputan berita tentang kegiatan peresmian RBK itu ternyata tidak hanya ditemukan di media massa cetak saja. Beberapa media internet juga ada yang turut meliput kegiatan itu. Salah satunya saya temukan di website resmi Humas Polres Kota Banjar dengan link tautan berikut: https://tribratapolresbanjar.wordpress.com/2016/04/04/bhabinkamtibmas-polres-banjar-hadiri-peresmian-ruang-baca-komunitas/Â
Dalam berita tersebut, Bhabinkamtibmas Kelurahan Banjar, Brigadir Polisi Asep Setiawan melaporkan bahwa dirinya turut hadir sekaligus memantau acara Peresmian Ruang Baca Komunitas. "Bhabinkamtibmas Polsek Banjar menyampaikan bahwa dalam acara Peresmian Ruang Baca Komunitas bertempat di rumah Sofian Munawar, Lingkungan Parunglesang RT 03/ RW 08 No. 299, Kelurahan Banjar, Kecamatan Banjar, Kota Banjar. Acara tersebut juga dihadiri Lurah Banjar dan Ketua LPM Kelurahan Banjar, para Ketua RW dan Ketua RT, tokoh masyarakat serta para warga setempat sekitar 70 orang. Kegiatan Peresmian Ruang Baca Komunitas berjalan aman, khidmat, tertib, dan lancar," tulis laporan Humas Polres Banjar.
Animo masyarakat yang cukup besar serta pemberitaan media tersebut menguatkan niat kami untuk turut berkiprah, berkontribusi dalam kegiatan sosial dan pendidikan, terutama melalui jalur perpustakaan masyarakat. Harapan masyarakat dan perhatian media massa itu juga menjadi "beban moral positif" yang memberi dorongan tersendiri bahwa kami harus berkiprah secara serius dan tidak asal-asalan dalam mengelola dan memakmurkan perpustakaan sebagai salah satu tempat kegiatan belajar bagi masyarakat. Karena itu kami kemudian ditantang untu merancang program dan kegiatan agar RBK dapat menjadi salah satu perpustakaan alternatif yang mampu memberikan kontribusi konkret bagi masyarakat, terutama dapat menjadi "sahabat" bagi para pelajar di lingkungan sekitar.
Untuk itu, pada tahap awal kami melakukan dua hal prioritas. Pertama, secara formal kami berkoordinasi dengan pemerintah terutama OPD terkait. Kami mengurus izin operasional mulai di tingkat kelurahan sampai ke Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Banjar. Berbarengan dengan itu, kamu juga berkoordinasi, belajar, bertanya ke sana-ke mari, terutama berkonsultasi kepada Pengurus Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Jawa Barat untuk meminta saran dan masukan mengenai pengelolaan perpustakaan masyarakat. Kedua, kami terus berupaya mengajak masyarakat terutama kalangan pelajar dari sekolah-sekolah terdekat untuk bersama-sama memanfaatkan perpustakaan. Â Â
Pada saat itu, situasi dan kondisi juga sangat mendukung dimana pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sudah mulai gencar mendorong program Gerakan Literasi Nasional (GLN), baik melalui jalur sekolah yakni Gerakan Literasi Sekolah (GLS), Gerakan Literasi Masyarakat (GLM), maupun Gerakan Literasi Keluarga (GLK). Hal ini dipicu antara lain karena disadari masih rendahnya tingkat budaya baca yang dimiliki bangsa kita. Karenanya gerakan literasi harus menjadi gerakan yang massif yang menjangkau semua lini dan segmen masyarakat untuk mengejar ketertinggalan kita dalam membudayakan literasi sebagai salah satu kunci penting bagi kemajuan bangsa.
Dalam situasi seperti itulah kami merasa kehadiran RBK dan tentu saja perpustakaan lain dalam beragam modelnya sangat diperlukan untuk secara bersama-sama turut mendorong dan mengkampanyekan pentingnya budaya baca sebagai salah satu modal utama bangsa ini. Kiprah kecil ini kelihatannya mungkin sepele. Tapi kalau semangat dan kesadaran ini muncul secara massif dari komunitas-komunitas terkecil di setiap penjuru negeri ini, insyaAlloh pada waktunya akan menjadi bola salju yang terus menggelinding dan terus bergulir sehingga secara massal dan massif akan melahirkan energi besar yang dapat menjadi modal vital, menjadi andalan bagi kemajuan bangsa ke depan.* Â Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H