Lagi kudengarkan kata demi kata
Jeritan suara hati meruntuhkan jiwa
Bukan dariku tp darinya
Tapi mengapa aku yg teriris perih
Seakan aku. . . Seakan aku. . .
Terlupakan bagai debu tersapu angin
Terdudukku di kursi kayu tua ini
Sandarkan raga berharap terdengar olehnya
Senyum itu. . Tawa itu. .
Akankah menjadi kenangan yg terpinggirkan
Cerah siang ini menutupi bagian gelap yg tak
terlihat mata
Lewat tulisan ini bersama rangkaian tak seindah
pelangi
Dapatkah kau menerka sebuah arti yg sempat
tersirat
Sebelum hujan menghapusnya bekas yg telah
terlukis[caption id="attachment_170616" align="alignleft" width="1200" caption=""][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H