Hal ini penting guna mengantisipasi kenakalan remaja yang boleh jadi akan menjadi bumerang bagi guru di sekolah. Perlu pula dilakukan home visit ke rumah siswa untuk berbincang dengan orangtua dan siswa tersebut secara pribadi, sehingga didapatkanlah pemecahan masalah yang lebih komprehensif.
Di sisi lain orangtua siswa akan lebih mengenal guru anaknya. Bahkan kalau perlu sesekali dilakukan kegiatan semisal outbound ataupun family gathering guna memperkuat kemitraan.
Kegiatan Outbound dan Family Gathering
Pelaksanaan kegiatan yang bersifat memupuk kebersamaan seperti outbound ke tempat wisata alam dapat dilakukan dengan mengundang siswa dan orangtuanya. Selain menunjang pembelajaran di luar sekolah, jiwa kepemimpinan dan team building akan tercipta.
Family Gathering juga dapat dilakukan guna mencairkan suasana dalam prosesi pembelajaran yang mungkin terkadang menjemukan. Di sini para guru dapat berinteraksi lebih luas dengan siswa dan orangtuanya sehingga jalinan persaudaraan dapat terjaga. Â Seperti kata Ki Hajar Dewantara, jangan setengah hari menjadi guru, karena anak didik telah membuka sepenuh hatinya.
Dengan hadirnya berbagai upaya tersebut diharapkan dapat terciptanya kepercayaan utuh orangtua siswa pada pihak sekolah sehingga akan lahir kemitraan yang sinergis. Hasilnya adalah masalah yang timbul dapat teratasi.
Namun tentu saja masih perlunya peran aktif pemerintah dan masyarakat luas dalam memperkokoh perlindungan profesi guru tersebut. Keberadaan organisasi semisal Persatuan Guru Repubik Indonesia harus dimaksimalkan kinerjanya dalam memayungi perlindungan hukum apabila masih terjadi masalah yang dialami guru.
Sehingga Indonesia yang cerdas dan berkarakter dapat direalisasikan dengan terlindungi para guru dalam melakukan tugas profesinya tanpa perlu khawatir adanya gangguan yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H