"Jangan lama-lama mainnya, nak. Nanti bapak mau berangkat lagi ke rumah sakit, bergantian dengan pakde. Yoyo bantu bapak ya, nanti kalau Edi mau juga boleh bantu. Itu kayu di ladang belakang rumah, dirapikan, diikat terus dimasukan kandang.Bisa ya, Nak?" pinta bapak. Aku mengangguk tanda mengerti.
Aku bergegas keluar musala, bergegas ke rumah Edi. Karena terburu-buru lari, sampai lupa kaki ini tidak memakai sandal. Tapi itu sudah biasa bagiku, maklum anak kampung, telapak kakinya sudah tebal!
Asyiknya berkumpul bersama teman main. Dari bermain gundu, petak umpet, bermain ketapel dan akhirnya tanpa terasa geng anak bolang ini sudah jauh dari kampung sendiri. Menyusuri pematang sawah dan pinggir ladang orang sudah biasa, juga hari ini. Sampai kemudian, aku tersadar, telah lupa janjiku dengan bapak selepas salat tadi!
Rencanaku mau mencurahkan isi hatiku lupa sudah dengan asyik bermain. Juga aku lalai dengan janjiku sendiri. Aduh, malangnya aku. Entah apa hukumannya nanti dari bapak yang mendidikku disiplin sejak kecil.
Aku bilang ke Edi juga semua teman geng, kalau sebenarnya aku lupa ada acara. Pamitan mau pulang duluan, eh ternyata, semua anak ikut pulang. Hatiku sedikit terhibur. Terbayang nanti semua teman bisa membantuku mengumpulkan kayu bakar.
Tapi, rencana tinggal rencana. Ketika sudah dekat rumah, cuaca yang tadinya hanya mendung tipis, tiba-tiba berganti hujan deras! Spontan, aku dan semua teman berteduh di bawah pohon pisang, manga dan jati. Seadanya, siapa yang paling dekat dengan pohon tersebut.
Karena hujan cukup deras, dan kami berteduh seadanya, maka tak ayal baju dan celana basah. Beruntung, hujan hanya sebentar. Menyisakan rasa sesal telah ingkar dengan bapak. Hari memang telah beranjak sore, namun setidaknya aku masih bisa membantu bapak mengumpulkan kayu bakar di sisa waktu.
Benar saja, saat aku sampai di ladang belakang, semua kayu dan rantingnya telah basah kembali dari yang semula kering. Ya Allah, hukuman apa yang akan aku dapat dari bapak nantinya? Bapak selalu memberi hadiah kalau aku berhasil melaksanakan tugas, tapi juga akan memberi hukuman saat aku gagal melaksanakannya.
Gayung di tempat mandi telah pecah gegara dipakai memukul pantatku saat bandel mandi berlama-lama. Itu seminggu yang lalu. Nah, sekarang apa kira-kira hukuman itu?
Teman-teman yang tahu kalau kayu bakar di ladang telah basah, hanya terdiam kaget. Tapi beberapa detik kemudian, sontak Edi tertawa terbahak-bahak dan menunjuk ke aku. Sialan, aku ditertawakan lagi, pasti dia sedang membayangkan aku dihukum bapak...
----&&&----