Ini tak boleh dibiarkan berlama-lama, suami mana yang tega melihat istri dalam kondisi tertekan, dirundung rasa bersalah tiada berkesudahan.
Atas saran Ibu, Budi harus banyak meluangkan waktu bersama Asih, untuk mengisi kekosongan di ruang hati Asih karena ditinggal orang yang disayangi. Bisa diajak berjalan-jalan, berkunjung ke panti asuhan, rekreasi ke pantai dan sebagainya.
Intinya, pengalihan perhatian sebanyak mungkin, sibukkan hatinya untuk menemukan sosok baru yang bisa disayangi. Awalnya, Budi bingung. Bagaimana aku bisa mengatur semua sedemikian rupa, dan butuh berapa lama? Aduhai, jalan hidupku begitu berliku, Tuhan!
Budi begitu pasrah, kalau aku bisa kuat menghadapi ujian berat, maka kuatkan istriku, ya Allah. Di sepertiga malam terakhir, Budi bermunajat, berdoa dan berserah diri. Allah Maha Mendengar, Allah Maha Pengasih.
Ijin kerja kepada atasannya agar ia diberikan kelonggaran kerja agar bisa membersamai istri melakukan berbagai terapi, akhirnya diterima. Atasan tergerak hatinya, diberi Allah rasa empati kepada Budi sekeluarga.()
------------------&&&&-----------------
Pagak-Malang, 25-09-2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H