Sebenarnya program pemerintah menekan angka penularan Covid-19 di pulau Jawa-Bali sudah berhasil dengan signifikan! Kini masyarakat lega dengan pelonggaran peraturan kegiatan bermasyarakat (PPKM) dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Kini program pemerintah yang sama sedang bergulir di luar Jawa-Bali, tapi mengapa tidak "heboh" seperti ketika PPKM beberapa jilid diberlakukan di Jawa-Bali?
Sebenarnya, tidak ada perbedaan dalam perlakuan ketatnya PPKM, toh semua sudah baku dalam peraturan pemerintah, tidak pandang bulu! Betapa, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat dengan berbagai nama "keren" telah digulirkan, semua disambut terpaksa "manut" walau di sana-sini ada suara sumbang untuk "memberontak", berita hoax, penyangkalan dari oknum dokter tentang virus coid-19, dan lain-lain.
Dan, puncak keberhasilan pemerintah di pulau Jawa-Bali adalah program suntik vaksin covid-19 sebagai persyaratan utama dalam penggunaan moda transportasi (semua moda) dengan dibuktikan kepemilikan sertifikat vaksin di apilkasi PeduliLindungi. Betapa "tersiksa"nya masyarakat Jawa-Bali dengan aturan baru ini, coba mengabaikan, ya... tak bisa kemanapun! Ujung-ujungnya asyik ikut antri dengan semua lapisan masyarakat, dari kuli sampai bos kuli, dari santri sampai kyai, dari anak (>12 tahun) sampai kakek-nenek.Â
Pengalaman pahit yang tertunda dari tahun 2020 hingga pertengahan 2021, sepertinya tak mau terjadi pada masyarakat di luar Jawa-Bali. Dengan bergulirnya PPKM yang diperpanjang diharapkan mereka belajar banyak dari masyarakat di Jawa-Bali agar kehidupan tidak begitu terganggu, ekonomi tetap berputar walau melambat. Yah, setidaknya mereka, saudara kita di luar jawa-Bali tidak merasakan dampak sedahsyat di Jawa-Bali karena untuk saat sekarang, angka penularan sudah menurun, tidak seperti di Jawa-Bali, harus melalui berbagai upaya baru terlihat hasilnya.
Dan, satu lagi. Masyarakat di luar Jawa-Bali tidak perlu berteriak menunjukkan kalau mereka berhasil. Terbukti, publikasi tidak terlalu "heboh" seperti dulu saat kejadian serupa di Jawa-Bali. Terlepas di Jawa-Bali lebih padat penduduknya, atau lebih komplek permasalahannya, tapi proses berjalan sama dengan hasil berbeda! jangan-jangan masyarakat di luar Jawa-Bali lebih "canggih" otaknya? Diam-diam menghanyutkan.
---&&&---
Pagak-Malang, 08-11-2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H