"Adik, jangan nakal. Duduk di tempat jangan keluarkan tangan di jendala dan jangan bergelantungan di jendela atau pintu", ucap Lulu
"Iya... kakakku yang cantik", rayu Didi yang saat ini duduk di bangku kelas dua Sekolah Dasar (SD).
"Hiii... ini anak meledek aja. Ibu, Didi tuhh.., sudah dikasih tahu tetap aja badung", kesal Lulu pada adik kesayangannya itu.
Kereta Api pun berjalan dan melaju dengan kencangnya. Rumah-rumah pedesaan, sawah yang menghijau, sungai yang jernih serta suasana pegunungan nan tinggi jadi pemandangan indah yang tak terlewatkan dari pandangan Didi yang duduk di dekat jendela kereta.
"Didi ... nanti kalau Nenek menyuruh kamu minum jamu. Jangan menolak yaa, kalau tidak mau, Nenek kecewa lagi nanti kepadamu", kata Ibu kepada Didi mengingatkan.
"Apa... ibu...., minum jamu, aku tidak mau, abis pahitnya bukan main ..." jawab Didi dengan perasaan takut.
"Heee ... kasihan Nenek, kalau kamu tolak lagi. Nenekkan sudah susah buat jamu untuk cucunya malah tidak diminum", ungkap Lulu memanas-manasi suasana.
"Tidak mau ibu... lebih baik tidak usah ke rumah Nenek aja" teriak Didik.
"Didi ... udah mau sampai koo, tidak mau ketemu Nenek, kata Ayah
Ayah... Ibu .... Sebenarnya aku mau ke tempat Nenek karena ingin mau naik Kereta Api. Bukan mau ketemu Nenek dan minum jamu buatannya. Aku takut minum jamu", kata Didi dengan perasaan malu.
"Hiii .... Ini anak, niatnya bukan mau ketemu Nenek untuk Lebaran tapi hanya ingin naik Kereta Api saja",