Teringat tahun lalu, Ramadan tahun ini insya Allah bisa aku jalani dengan penuh hikmah.
Jelang dua hari mau Lebaran. Lulu si gadis periang sedang berkumpul bersama dengan Ayah, Ibu dan Adik kesayangannya. Bocah kecil duduk dipangkuan ibu, Didi namanya, sedang merengek ingin bertemu dengan Nenek di kampung. Ayah dan ibu dibuat bingung oleh perilakunya yang kolokan dan manja.
"Didi ... jangan bikin kesal ibu dan ayah, nanti kita pasti bakal jalan-jalan", kata Lulu mencoba menenangkan adiknya itu.
"Tidak mau jalan kemana-mana. Aku mau ketemu Nenek", Tegas Didi dengan wajah cemberut.
"Kenapa sih mau ketemu nenek. Bulan lalu kita sudah ke tempat Nenek. Masa Lebaran nanti ketemu lagi... "ungkap Lulu dengan nada kesal
"Pokoknya aku mau ke tempat Nenek"
"Aku mau dirumah saja ... Ayah .... Ibu ...", rengek Lulu kesal.
"Sudah, kalian jangan bertengkar", potong Ibu dengan suara rendah. "Kakak harus mengalah sama adik. Dan adik kalau mau ketemu Nenek, puasanya dua hari ini tidak boleh batal lagi seperti kemaren".
Mendengar nasehat ibu, Lulu dan adiknya kembali rukun. Rupanya mendengar janji ibu, Didi dalam dua hari jelang Lebaran ini, puasanya tidak boleh batal. Kalau batal Lebaran di tempat Nenek bisa tidak kesampaian. Ayah dan ibu bahkan Lulu sendiri tidak yakin Didi bisa menjalani puasanya sehari penuh tidak makan dan minum. Karena biasanya dia pasti buka ditengah hari.
Dua hari telah berlalu, gema takbir menjulang ke angkasa menghentakkan hati seluruh umat manusia di dunia, khususnya umat muslim. Begitu pula keluarga Didi dan Lulu, disaat mereka semua berkumpul bersama sembari menyantap ketupat sayur yang disajikan Ibu.
"Ayah .. Ibu ... aku dua hari kemaren puasanya sehari penuh...., celetuk Didi