Mohon tunggu...
Bima Kai
Bima Kai Mohon Tunggu... Novelis - Membahas Tips Menulis Novel

Founder Kelas Menulis Novel Rising Star Class (RSC)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Buku Puisi Yoyog Amilin "Ornamen Kesunyian"

2 Juni 2010   06:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:48 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ornamen Kesunyian
Oleh: Yoyong Amilin

ISBN : 9786028543576
Rilis : 2010
Halaman : 84p
Penerbit: Bisnis2030
Bahasa : Indonesia
Rp.30.250

Pemesanan langsung di:

http://www.bookoopedia.com/daftar-buku/pid-32160/ornamen-kesunyian.html

ATAU Di : 0819-0860-6946

Beberapa Komentar Tentang Buku ini:
Keistimewaan Yoyong Amilin adalah kelancarannya berkisah dalam puisi-puisinya yang memang cenderung naratif. Diksi dan retorika yang Yoyong pilih juga tidak akan menyulitkan pembaca awam atau mereka yang baru saja memutuskan untuk menyukai sastra. Karena kecenderungannya untuk berkisah maka puisi-puisi Yoyong juga bisa disebut sebagai benang merah antara puisi dan prosa. Hebatnya lagi, Yoyong bisa membuat puisi-puisi bertema religius menjadi enak (baca:tidak berat) dibaca, sama enaknya seperti saat membaca puisi-puisinya yang bertema cinta dan erotisme yang halus.

Iwan "Bung Kelinci"

Dosen & Penulis

Buku kumpulan puisi Yoyong Amilin kali ini bercerita banyak hal, mulai dari tingkah polah manusia yang amat pribadi, sampai dengan demokrasi dan negara. Bait-bait puisinya juga disampaikan dalam berbagai variasi gaya mulai dari yang pendek-pendek, berbaris sampai dengan bait yang ditulis mirip prosa, seolah tanpa membedakan antara satu bait dengan bait berikutnya. Bagi penyair yang masih semuda Ayong tentu ini akan memberikan warna penjelajahan yang kelak kemudian hari akan menjadi pondasi dalam perjalanan kepenyairannya. Pondasi yang kaya akan berbagai makna kehidupan seperti yang tercermin dalam gaya penulisan maupun cara bertutur yang terkadang menertawakan diri sendiri maupun orang lain, seperti pada satu puisinya : demokrasi, puisi ini menggelitik dan penuh misteri apalagi bait hanya berisi satu kata : h...a...n...y...a.... Sip sip selamat berkreasi, selalu. amin.

Atik Bintoro

Penyair & Peneliti LAPAN

Sebagai seorang dosen, saya terkesima membaca hasil karya ini, yang ditulis seorang muda bernama yoyong. Ia mengalirkan rasa hati dan jiwanya, melalui renungan dan pemikirannya yang dalam, tentang kehidupan di sekitar dirinya.

Saya terkesima, di hiruk-pikuknya kehidupan yang pragmatis saat ini, terutama di lingkungan muda, ternyata masih ada yang berselimut idealisme. Ia mengemukakan keresahan, kecintaan, dan kerinduan jiwanya yang dalam, tentang makna sebuah ke indahan.

Ia mengungkapkan semua itu, melalui hasil karyanya yang nyata di hadapan para pembaca yang budiman. Semoga…..

Ibrahim M. Diah

Dosen

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun