Mohon tunggu...
Bima Kai
Bima Kai Mohon Tunggu... Novelis - Membahas Tips Menulis Novel

Founder Kelas Menulis Novel Rising Star Class (RSC)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perbedaan Tak Seharusnya Gontokan

25 Mei 2010   06:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:59 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

“PERSIB” BANGSAT, VIKING ANJING

Begitu sederet kata umpatan yang bisa terbaca di salah satu tembok yang ada di daerah kota, begitu baca tulisan umpatan itu cukup mengenaskan untuk sebuah negara seperti INDONESIA yang terkenal dengan kesopanan dan keramah tamahannya.
Kata-kata tersebut ditulis oleh supporter sepak bola dengan maksud mencaci lawan ataupun juga menunjukkan sikap loyalitas mereka kepada tim yang mereka dukung.

Pertanyaannya apakah kata-kata seperti ini dibolehkan ada, atau kata seperti ini sudah beradap kah?

Tentu kita semua tahu jawabannya ada, memang untuk mengontrol seseorang atau tim untuk berindak lebih santun kita tidak akan mampu seutuhnya namun yang penting yang harus ada yaitu jiwa persatuan dan kesatuan yang musti ditanamkan dalam diri kita, perbedaan adalah hal yang lumrah dalam kehidupan kita, perbedaan justru menjadi sebuah seni dan keindahan dalam menjalani kehidupan itu sendiri namun saya rasa setiap perbedaan yang ada tidak perlu kita sajikan dengan umpatan-umpatan yang seyogyanya tidak menunjukkan bahwa kita sebagai manusia yang berakal, justru kalimat-kalimat tersebut menunnjukkan bahwa kita lebih brutal dari pada hewan.

Seperti kita tahu negara Indonesia adalah negara yang berlandaskan Pancasila dan mempunyai semboyan Negara BHINEKA TUNGGAL IKA yang tentu kita tahu sendiri arti dari kata dan semboyan negara kita tersebut. Nah kalau kita sudah mengetahui itu semua seharusnya kita bisa menyikapi apapun bentuk perbedaan (polemik) yang ada dalam kehidupan kita secara lebih santun dan beradab bukan dengan cacian umpatan dan kata-kata kasar yang tidak sepantasnya diucapkan dari bibir manusia apalagi untuk seorang yang mengaku berilmu.

Fenomena seperti ini sudah sedemikian parah dalam kehidupan kita, norma-norma kesantunan sudah tercerabut dari dalam hati kita yang ada hanya umpatan-umpatan dan kata-kata kasar, setiap perbedaan pendapat sedikit yang keluar dari mulut kita adalah umpatan-umpatan dan makian yang tak sewajarnya, bukan menyikapi semua itu dengan kepala dingin dan dengan hati lapang.

Perbedaan-perbedaan yang disikapi dengan makian-makian dan umpatan tidak akan menyelesaikan masalah yang terjadi tapi memperkeruh suasana dan membuat runyam sebuah masalah sudah seharusnya kita sebagai warga negara juga sekaligus sebagai manusia yang beradab berusaha menyelesaikan segala polemik ataupun perbedaan yang terjadi dengan jalan melakukan dialog untuk mencari jalan keluar yang kita harapkan bersama

Nah kalau kita sudah menjalankan apa yang namanya dialog dalam mencari setiap jawaban dan solusi atas masalah yang terjadi saya yakin tulisan diatas akan berbeda dan akan menjadi

““PERSIB” KALIAN SAUDARA KOMPETISI KAMI
“VIKING AYO SPORTIF KITA JAKLANKAN JANGAN ADA TAWURAN

Kalau semua sudah begitu bukankan kehidupan menjadi lebih indah…. Dan BHINEKA TUNGGAL IKA bukan hanya semboyan, tapi telah bisa menjadi na[pas adiluhung dalam kehidupan bernegara.

Salam Takzim
Yoyong Amilin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun