Jam menjelang 12 siang
Disiang bolong ini kunikmati sebuah kopi panas dibawah terik matahari
Ingin rasanya aku usaikan ritual ini secepatnya
Namun apalah aku
Kopi masih banyak
Rasanya sangat disayangkan menyia-nyiakan kopi hitam ini
Namun aku juga tak sekuat orang-orang itu juga
Duduk dibawah atap seng ini membuatku mandi keringat
Aku tak lakukan apapun saja sudah basah sekali
Apalagi bergerak
Apakah ini?
Keringat ini
Rasa panas ini
Otak ini tak bisa berpikir
Laptopku tutup segera
Tiada ide yang tersisa
Semua dihisap terik sinar matahari yang gagah nan perkasa
Ideku hanya lahir di malam dan sampai sekitar jam 9 pagi
Diatas jam tersebut hangus sudah kepalaku
Rasa panas ini membuatku tak bisa berpikir dengan tenang
Namun kurasa ini waktu yang tepat untuk isturahat sejenak
Soalnya kepalaku serasa ditindih sebuah batu
Semakin lama aku duduk semakin muak juga
Semakin banyak juga suara bising
Orang-orang mulai bertadangan
Apakah ini salah mereka?
Oh tentunya tidak
Sah-sah saja apa yang mereka lakukanÂ
Ini hanya pertarunganku sendiri
Diriku yang membisu ini bertarung ditengah keramaian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H