Sekembalinya dari tempat ia berjualan pak tua itu merapikan ranjangnya.
" Alhamdulillah laku 10 buah walau jualannya sampai sore, hasilnya masih bisa ditabung sebagian, katanya perlahan seraya ucap syukur.
Setelah itu ia bergegas membersihkan diri, dan bersiap-siap untuk sholat maghrib. Terus ia ajak seorang remaja yang ia tolong kemarin untuk bergegas menunaikan sholat. Setalah sholat ia langsung menyiapkan makan malam. Setalah makanan sudah siap, mereka santap dan diteruskan dengan kegiatan sholat isya.Â
Di malam yang sunyi tanpa suara tiba-tiba pak tua berkata, "Jadi bagaimana nak? Apa besok saya antarkan kerumahmu? Katanya.
Sambil agak kebingungan anak itu menjawab, tidak pak terima kasih, nanti biar saya pulang sendiri saja.
" Syukurlah kalau begitu nak, soalnya kemarin ada pembersihan di kota sebelah, takutnya rumahmu juga ikut dibersihkan.
Suasana hening setelah perkataan itu dilontarkan oleh pak tua tersebut. Terlihat anak itu seperti menyembunyikan sesuatu. Seolah pak tua itu ingin meyakinkan lahi  ia bertanya lagi, " Yakin besok mau pulang nak? Kalau gak ada tempat yang dituju kamu boleh tinggal disini, asal satu kamu nanti bantu jualan kelapa.
" Yah walaupun hasilnya gak seberapa, cukuplah buat hidup kita berdua hidup, pak tua menambahi.Â
Seolah ia tak mau membebani pak tua itu, sang anak berkata, " Aku tidak yakin pak.
" Sungguh aku senang sekali, kalau ada yang menemani keseharianku ini nak. Karena emang yang tua-tua ini kebanyakan sudah tidak diperdulikan lagi dizaman yang serba cepat ini.
" Yah di siuasi yang susah ini, saya bersyukur masih sanggup untuk bekerja, ia menambahi.