Mohon tunggu...
suryo hadi kusumo
suryo hadi kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan pejuang seni.

saya hanyalah seorang pencinta seni dan pengkahayal, yang memiliki pikiran abstrak, serta mengabdikan diri kepada sebuah seni.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dunia Tempur (Bagian II)

3 Desember 2023   22:44 Diperbarui: 3 Desember 2023   23:10 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sekembalinya dari tempat ia berjualan pak tua itu merapikan ranjangnya.

" Alhamdulillah laku 10 buah walau jualannya sampai sore, hasilnya masih bisa ditabung sebagian, katanya perlahan seraya ucap syukur.

Setelah itu ia bergegas membersihkan diri, dan bersiap-siap untuk sholat maghrib. Terus ia ajak seorang remaja yang ia tolong kemarin untuk bergegas menunaikan sholat. Setalah sholat ia langsung menyiapkan makan malam. Setalah makanan sudah siap, mereka santap dan diteruskan dengan kegiatan sholat isya. 

Di malam yang sunyi tanpa suara tiba-tiba pak tua berkata, "Jadi bagaimana nak? Apa besok saya antarkan kerumahmu? Katanya.

Sambil agak kebingungan anak itu menjawab, tidak pak terima kasih, nanti biar saya pulang sendiri saja.

" Syukurlah kalau begitu nak, soalnya kemarin ada pembersihan di kota sebelah, takutnya rumahmu juga ikut dibersihkan.

Suasana hening setelah perkataan itu dilontarkan oleh pak tua tersebut. Terlihat anak itu seperti menyembunyikan sesuatu. Seolah pak tua itu ingin meyakinkan lahi  ia bertanya lagi, " Yakin besok mau pulang nak? Kalau gak ada tempat yang dituju kamu boleh tinggal disini, asal satu kamu nanti bantu jualan kelapa.

" Yah walaupun hasilnya gak seberapa, cukuplah buat hidup kita berdua hidup, pak tua menambahi. 

Seolah ia tak mau membebani pak tua itu, sang anak berkata, " Aku tidak yakin pak.

Baca juga: Something

" Sungguh aku senang sekali, kalau ada yang menemani keseharianku ini nak. Karena emang yang tua-tua ini kebanyakan sudah tidak diperdulikan lagi dizaman yang serba cepat ini.

" Yah di siuasi yang susah ini, saya bersyukur masih sanggup untuk bekerja, ia menambahi.

Tiba-tiba suasana menjadi sunyi lagi. Tiada suara apapun, selain kebingungan mereka berdua.

"Ya Sudah, saya tidak memaksa kamu nak, tapi nanti jam 12 malam ikut aku ya, kita caru angin diluar, kata pak tua itu.

" Baik pak, kata anak itu mengiyakan.

Disela-sela mereka menunggu, pak tua masuk ke kamar yang dijadikan tempat sholat tadi. Terdengar suara bacaan Al-Qur'an yang lirih. Sedangkan anak itu membaca buku yang berada di rak ruang tengah. Walau koleksi bukunya tidak banyak, namun cukup menghibur dikala suntuk. Ada buku pintar karya Iwan Gayo, peta dunia, Sang Pangeran karya Machievelli dll.

Bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun