Cikrak namanya, ia terus-menerus melambungkan namannya di sebuah perkumpulan kecilnya sederhana yang terletak dibawah Jembatan Janti Jogja. Omonganya sangat besar sekali untuk ukuran tubuhnya yang kecil, serta tentunya isi dompetnya pun demikian pula. Bahkan ia menyebut uang-uangnya seperti sesosok hantu, yang terkadang sehari bisa mencapai lima puluh ribu yang baginya itu nominal terbesar untuknya, atau sebaliknya cuma berisi lima ribu saja. Uanganya hanya numpang beberapa menit di dompet usangnya. walau sehari-hari ia bekerja sebagai pengamen, namun ia tetap teguh dalam pendiriannya menyanyikan lagu-lagunya sampai usai. walau suaranya pas-pasan namun tidak fals, kalau ia memegang gitar dunia seakan menjadi milik si cikrak saja. ia terus-menerus menyanyikan lagu Beatles dari hari kehari-hari. sesungguhnya apabila si Paul, John, Ringo dan George mendengar lagu-lagunya dinyanyikan mereka akan langsung memberikan uang besar supaya cepat-cepat si cikrak ini menyelesaikan lagunya. bukan tidak bagus, atau buruk, namun terkadang ia bisa menyanyikan lima lagu dalam sekali mngamen. tentunya si fab (julukan untuk beatles) akan kagum lalu sedikit tertawa lucu dengan tingkahnya yang konyol.
Bahkan ia pernah diusir karena menyanyikan hampir satu album di depan toko bangunan yang memang selalu sibuk dengan lalu-lalang orang-orang yang membutuhkan material. Tidak salah lagi batlemania satu ini sangat cinta mati kepada keempat musisi asal Liverpol tersebut.
Ia punya jadwal-jadwal tersendiri untuk menyanyikan lagunya, hari senin: album Help!, Selasa: Rubber Soul, Rabu: White Album, Kamis: Let It be, Jumat : A Hard Days Night dan Abbey Road, Sabtu dan Minggu libur. Untuk album Revolver, Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Bands serta Magical Mystery Tour katanya itu sangat susah untuknya, karena instrumen dan liriknya yang jlimet baginya.
Saat ia istirahat di angkringan yang langganannya ia selalu bercoloteh ingin bertemu John lennon buat ngalap berkah katanya, sontak teman-temannya menrtawainya. namun si Cikrak ini rupanya serius dan menjawab tertawaan mereka.
"Halah ngaku ae koe ki syrik to yo karo aku dab, (logat jawanya yang medok selalu menghiasi seriusnya si cikrak ini).
'yo ndak gitu lur, John ae wes sedo kok yo, awakmu ki malah ameh sowan karo wonge, kata si Seno nyelutuk.
Jarwo sang pedagang Krupuk gak mau kalah ia ikut nimbrung, "la yo pye to mas no, si Cikrak iki awan-awan ngene ngayal wae bendino kerjane ha ha ha, tertawaan Jarwo sangat renyah.
Tiba-tiba mas bos blantik sapi ikut nimbrung juga, ya jangan gitu lah bro, biarkan dia bermimpi, siapa tahu dengan mimpi-mimpi itu dia akan menjadi motivasinya. kata bos Blantik Pak Lukas.
'nah kui bener yo mas, cah-cah iki kaet jaman kuliah mesti ngeceni aku wae. Celutuk si Cikrak.
'haha bener wi, lak ra enek kowe cah-cah yo do sepaneng, nyenengke tenan awakmu iku krak, Pak Lukas ikut-ikut ketawa renyah.
'Hlah bake podo wae sampean mas karo cah-cah, kata Si Cikrak sambil agak-agak merengut sedikit.