Hal ini diperparah dengan sesuatu yang berkaitan dengan tempat tinggal. Aku harus segera pindah karena kawanku ini mau pulang, bingunglah aku pada waktu itu. Mau menulis dengan tenang tapi pikiranku masih tidak tenang.
Aku tak bisa memikirkan apapun selain tempat tinggal. Maka dengan rekomendasi kawanku aku pindah lagi di daerah condongcatur yang lebib dekat dengan perkotaan.Â
Walau aku bukan main tidak enaknya ketika itu. Aku tinggal selama hampir seminggu disana, aku hidup dalam sebuah kebingungan, disatu sisi aku harus menyelesaikan bukuku.Â
Disisi yang lain aku harus mendapatkan uang tambahan untuk menutupi kebutuhanku sehari-hari serta menabung untuk menyewa sebuah kost. Bahkan pernah suatu kali selama 4 hari, karena kebetulan pada waktu itu bulan puasa aku harus selalu sahur dengan sereal dan kurma.Â
Setelah memakan keduanya aku langsung tidur, ketika kawanku bertanya apakah aku sudah makan, aku menjawab iya dan segera tidur. Hal itu sengaja kulakukan karena aku tidak mau menyusahkan dia dalam hal makan.Â
Karena aku sendiri dengan tinggal dikosnya telah membuat ia selalu memikirkanku. Aku sangat tidak enak, sebagai orang yang senior dari dia, aku tidak enak sekali. Walau dia sangatlah welcome kepadaku, namun aku tetap saja tidak enak.
Jadi, selama seminggu aku tidak menulis apapun, datang keperpustakaan membuka lowongan kerja sampai, mengikuti tes, namun tetap saja aku tidak mendapatkan kerja. Aku sangat frustasi, namun hal iti tak pernah kuceritakan pada kawanku ini.
Tiap kali di kos aku selalu membahas hal diluar itu, seakan-akan tidak ada yang terjadi kepadaku. Frustasi menjadi-jadi ketika orang tuaku menyuruhku pulang. Namun aku bersikukuh tetap disana.Â
Pada malam harinya kuhubungi kawanku, sampai akhirnya aku direkomendasikan untuk tinggal disebuah masjid di komplek TNI.Â
Aku tak menyangka bisa masuk ke sana, pada awalnya aku ragu karena aku sangat sungkan kepada mereka yang menerimaku. Namun kuberanikan saja, hingga aku berbaur dengan mereka semua.Â
Aku memang tidak mendapatkan penghasilan, namun pada bulan-bulan ramadhan ini, makanan tidak pernah habis-habisnya datang kepada kami sebagai pengurus masjid.