Mohon tunggu...
suryo hadi kusumo
suryo hadi kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan pejuang seni.

saya hanyalah seorang pencinta seni dan pengkahayal, yang memiliki pikiran abstrak, serta mengabdikan diri kepada sebuah seni.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Murid-muridku yang Hebat serta Kubanggakan

18 Maret 2023   16:59 Diperbarui: 18 Maret 2023   18:57 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image source: https://m.mediabogor.co/

Rasanya sudah sangat terlambat ya nak, tapi tak apa. Aku tidak meminta apapun dari kalian. Hanya dengan mendengar segala coloteh kalian, senyuman kalian, keributan kalian dikelas walau agak menjengkelkan terkadang, namun aku paham betul kalian adalah para pembelajar yang baik. Dulu sekali, saat pertama kali kita bertemu, begitu canggungnya diriku, sampai - sampai harus marah - marah kepada kalian karena suatu hal yang remeh. Maafkan bapak, sekali lagi maafkan, hal itu karena keterbatasan pengetahuan bapak akan kalian. 

Namun, semakin hari hubungan kita menjadi semakin akrab rupanya. Aku tidak peduli lagi, perkataan orang lain tentang kita. Keakraban yang kebablasan? Kurangnya sopan santun?. Ohh tidak, mereka semua salah paham, karena belum mengenal bapak dan kalian. Aku hanya menjalankan amanah mengajar ini, tidak lebih dan tidak kurang. Menjadi teman kalian, kakak kalian, bahkan guru kalian. Walau terkadang ada yang memandang bapak seperti menjadi orang tua kalian, tak apalah kalau kiranya dikata seperti itu. Namun itu berlebihan, karena aku sendiri memiliki banyak kekurangan. 

Aku percaya apabila aku benar - benar menjalankan segalanya dengan tulus, nantinya kalian akan memahami itu. Walau nyatanya mungkin ada yang beberapa yang tidak memahami. Itu sangat bisa dipahami, toh kita semua hanyalah manusia biasa yang jauh dari sempurna. 

Orang lain membicarakan hubungan kita dikelas tak layak, namun nyatanya kalian sangatlah sopan. Kalian bisa menempatkan situasi pada tempatnya, kalian tak asal bercanda dan bertanya kepada orang - orang yang lebih tua dari kalian. Nyatanya hal itu benar terjadi, aku bersyukur kalian bisa memahami perilhal dasar seperti itu.

Aku melihat potensi dimata serta wajah lugu kalian, potensi yang terkadang tenggelam dalam rutinitas, potensi yang harusnya dibimbing, serta potensi yang terkadang terabaikan oleh beberapa pengajar. Yah itu semua keterbatasan kami, tidak semua dari kami bisa menjadi sempurna, setidaknya kami memiliki niat yang tulus dalam mengarahkan kalian. Ketika aku memiliki kesempatan mengajar musik selain pelajaran sosial aku sungguh - sungguh senang, karena selain musik menjadi hobiku, aku bisa berbagi ilmu yang kusuka dengan kalian. Beberapa dari kalian ada yang tidak bisa juga mengikutiku, namun tak pernah kuambil pusing. Tugasku hanya menyampaikan serta mengajar semenyenangkan mungkin.

Bagiku kalian sudah seperti adik - adikku sendiri, bahkan keluargaku. Walau latar belakang kita sangat berbeda, tapi kita memiliki tujuan yang sama. Karena kebetulan sekali kita berada didalam satu lembaga yang sama. Aku masih belajar pada guru - guru diatasku, kalian juga sama, aku mengabdi kepada lembagaku, kalianpun dengan lingkup kecil kalian juga seperti itu. 

Andaikan kalian lahir lebih dahulu, pastinya kalian menjadi gurunya, sedangkan aku muridnya. Karena kita sama - sama belajar, kalian belajar dariku, akupun begitu. Nah, berarti bapak tidak mengajar dong?tapi belajar, salah besar nak. Kami para guru - guru justru banyak belajar kepada kalian. Mengajar itu juga proses belajar, sebelum mengajar kalian kamipun belajar terlebih dahulu. Kami hanya manusia biasa yang jauh dari kesempurnaan, makanya kami belajar. Namun, karena kebetulan usiaku lebih tua dari kalian disini, jadi kalian menjadi murid - muridku. Ya, kalian dari kelas a, b, dan c angkatan pertama di lembaga SMP swasta ini adalah garda terdepan bagi kami.

Baca juga: Sang Pejuang

Untunk kesekian kalinya, maafkan bapak yang tidak bisa berpamitan dengan kalian semua. Karena saat itu bapak harus pulang karena suatu hal yang penting, satu lagi walau bapak tidak menghadiri acara perpisahan, namun bapak banyak mendapat kabar dari para guru - guru serta wali murid tentang kalian. Serasa bapak sendiri menghadiri disana, serta melihat prosesi kelulusan kalian. Namun, bapak juga sangatlah gelisah waktu itu. Bapak sangatlah tidak tega untuk mengatakan sepatah dua patah kata, untuk acara perpisahan itu. Padahal kepala sekolah sendiri menyuruh bapak seperti itu. Namun bapak tolak, bapak tidak tega sekali meninggalkan kalian, karena kalian sudah seperti keluarga bapak sendiri. 

Pada saat di asrama kita bertemu, bahkan terkadang aku ikut nonton film bersama kalian. Saat di kelaspun kita juga bertemu, pada hari - hari biasa bapak sering mengunjungi kalian ke asrama karena ingin menemani kalian belajar. Ingin mendengar unek - unek kalian, serta hanya inilah yang bisa bapak lakukan untuk selalu hadir dihadapan kalian. Aku memahaki betul, kalau kalian datang jauh - jauh dari rumah, bahkan ada yang dari seberang pulau yang jauh untuk belajar disini. Bapak pernah mengalami itu semua, mengerti serta memahami penderitaan kalian. Jadi, bapak sebisa mungkin menemani kalian disela - sela waktu longgar bapak. Terkadang ada dari kalian yang belum memahami bapak, namun aku maklumi. Toh nyatanya kalian menjadi anak - anak hebat yang memiliki sopan dan santun, dengan seluruh keahlian kalian yang berbeda - beda. 

Bapak terkadang ikut sedih sekali, kalau kalian merasa sedih. Aku mengenal seseorang yang pintar, taat serta menjadi panutan. Namun, aku mendengar dari beberapa guru, ia dijauhi serta sering menangis. Mau bagaimanapun orangnya, pasti bakal ada kesedihan, kesedihan tidak memandang usia dan jabatan. Beberapa dari kalian terlihat murung ketika sendiri, namun ketika bersama - sama di kelas sungguh ramai dan nakal. Tidak tahunya, dia iri kepada temannya.

"Pak apa cuma orang - orang itu saja, yang bisa tampil dimuka umum? Terus mereka prestasinya banyak sekali, aku ini apa pak, gak punya keahlian". Kata si anak A.

"Jangan gitu, kamu sukanya apa?", tanyaku.

"Malu pak sebenarnya, tapi ya udah tak bilangin, aku suka nyanyi", kata si A.

"Oh pantes kamu sering nyanyi dikelas ya kan", kataku.

"Iya pak", ia jawab sambil tersipu.

"Kebetulan bapak bisa main musik, besok bapak akan masukin kamu dilist penampilan, kamu mau nyanyi apa saja bisa, tapi yang serius ya, biar hasilnya nanti memuaskan", kataku meyakinkan kepadanya.

"Wah, benaran oke besok langsung latihan ya pak", kata si anak A.

Benar saja, pada penampilan - penampilan setelahnya si A, sering ditunjuk karena suaranya memang bagus. Ia terobsesi sekali dengan Queen, kebetulan sekali aku juga sangat menyukai lagu - lagu lama seperti itu. Kami seperti kombinasi sebuah band yang tak terkalahkan, sampai ia lulus pun masih mengingatku, bahkan ia selalu ingat momen ketika aku menyemangatinya. Sungguh, hati ini menangis haru, orang sepertiku yang sebelumnya tidak menyentuh dunia pendidikan sama sekali, serta tenggelam dalam nuansa rock n roll dan punk di era 60 - 70an bisa juga melakukan hal yang bermanfaat.

Pernah kudengar juga ada yang sering bolos sampai berminggu - minggu, aku datangi dia hampir setiap harinya pada waktu sebelum dan sesudah mengajar. Aku hanya berperan menjadi pendengar yang baik, mendengarkan semua cerita - ceritanya mulai dari yang penting maupun tidak penting. Akhirnya ia mau juga masuk sekolah, karena belakangan ia mengaku tidak punya teman serta minder. Aku hanya menyakinkan dia, serta mengingatkan kembali tujuan ia datang di sekolah, serta sesekali bercanda. Ia yang tadinya pemalu serta kurang percaya diri, kini menjadi orang yang berada digarda depan dalam membantu guru - gurunya. Hal ini semua bukan juga karena usahaku saja, namun guru - guru serta kawan - kawan lainnya. Aku disini hanya menjadi pemantik, mendorong, penghubung, penyemangat, pendengar, serta pendidik yang baik. 

Ditempat lainnya setelah bapak menjadi pengajar kalian, bapak juga mengajar lagi. Disitu bapak juga menemukan banyak anak - anak yang hebat seperti kalian, anak - anak yang hanya ingin dipahami, dimengerti serta diberi feedback dan arahan. Lagi - lagi bapak juga tidak sanggup berpamitan kepada mereka, karena terlalu melankolisnya hati bapak ini. Bapak kalau bisa ingin selamanya bersama kalian atau mereka juga, namun ada suatu hal yang harus bapak selesaikan, nantinya setelah urusan bapak selesai. Bapak pasti akan mengajar lagi, menjadi bagian perubahan bagi generasi anak - anak muda Indonesia yang cerdas dan kreatif.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun