Wajah penuh keringat itu berjoget - joget dengan rianya dibawah lampu lalu lintas
Terik matahari dan hujan tak ia hiraukan
Keluh dan kesah memang sengaja ia kesampingkan dengan lihainya
Sedikit sisa hari ini mungkin bisa membantu hidupmu
Walau kerap kali kutemukan ia ditempat yang sama serta diwaktu yang sama
Wajahnya menghibur namun entah siapa tahu hati dan jiwanya seperti apa
Namun sisa kembalian ini menjadi usaha serta doa untukku padanya
Bukan aku tak sanggup namun perihal hidup ini terkadang tidak menyisakan sama sekali keuntungan dan keberuntungan
Terkadang pula hati ingin menangis dimanakah, logam - logam serta sisa hari ini?
Apakah aku tidak bisa membantunya?
Aku hanya terdiam menunggu lampu lalu lintas seraya kupajatkan doa
Hari ini aku untung besar, wajahku sumringah walau tak betul- betul terlihat karena air raut wajahku memang sedemikian rupanya
Namun kali ini gerimis, maka kunaikkan sedikit kecepatanku seraya berhati - hatiÂ
Ditempat biasa aku berhenti, tepat dibawah lampu lalu lintas itu
Tak kulihat lagi dirimu ....
Entah dimana kau berada sang penghibur
Hari - hari kulalui dengan cemasnyaÂ
Melihat kiri dan kanan di bawah lampu lalu lintas tersebut
Ku hanya mampu berdoa semoga kau baik - baik saja
Beberapa minggu kemudian kau muncul dengan wajah yang berseri - seri
Aku bersyukur
Doaku telah didengarNya
Namun tiada tersisa hari ini untukmu
Hanya syukur kukantongi seharian ini
Kau lewati aku seperti biasanya
Ku katupkan kedua tanganku
Kau tersenyum ringan seperti biasanya
Mengapa nian tak tersisa sedikitpun hari ini
Hari ini aku mengantongi syukurÂ
Kuharap kaupun sama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H