Mohon tunggu...
suryo hadi kusumo
suryo hadi kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan pejuang seni.

saya hanyalah seorang pencinta seni dan pengkahayal, yang memiliki pikiran abstrak, serta mengabdikan diri kepada sebuah seni.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sang Penghibur dan Rasa Syukur

23 Februari 2023   23:06 Diperbarui: 23 Februari 2023   23:06 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wajah penuh keringat itu berjoget - joget dengan rianya dibawah lampu lalu lintas

Terik matahari dan hujan tak ia hiraukan

Keluh dan kesah memang sengaja ia kesampingkan dengan lihainya

Sedikit sisa hari ini mungkin bisa membantu hidupmu

Walau kerap kali kutemukan ia ditempat yang sama serta diwaktu yang sama

Wajahnya menghibur namun entah siapa tahu hati dan jiwanya seperti apa

Namun sisa kembalian ini menjadi usaha serta doa untukku padanya

Bukan aku tak sanggup namun perihal hidup ini terkadang tidak menyisakan sama sekali keuntungan dan keberuntungan

Terkadang pula hati ingin menangis dimanakah, logam - logam serta sisa hari ini?

Apakah aku tidak bisa membantunya?

Aku hanya terdiam menunggu lampu lalu lintas seraya kupajatkan doa

Hari ini aku untung besar, wajahku sumringah walau tak betul- betul terlihat karena air raut wajahku memang sedemikian rupanya

Namun kali ini gerimis, maka kunaikkan sedikit kecepatanku seraya berhati - hati 

Ditempat biasa aku berhenti, tepat dibawah lampu lalu lintas itu

Tak kulihat lagi dirimu ....

Entah dimana kau berada sang penghibur

Hari - hari kulalui dengan cemasnya 

Melihat kiri dan kanan di bawah lampu lalu lintas tersebut

Ku hanya mampu berdoa semoga kau baik - baik saja

Beberapa minggu kemudian kau muncul dengan wajah yang berseri - seri

Aku bersyukur

Doaku telah didengarNya

Namun tiada tersisa hari ini untukmu

Hanya syukur kukantongi seharian ini

Kau lewati aku seperti biasanya

Ku katupkan kedua tanganku

Kau tersenyum ringan seperti biasanya

Mengapa nian tak tersisa sedikitpun hari ini

Hari ini aku mengantongi syukur 

Kuharap kaupun sama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun