Di bawah sinar terik mentari kau berjalan
Setengah hari sudah kau berjalan berkeliling kota
Kau tawarkan jasa - jasamu dengan lugunya
Keluguanmu membuatmu kerap menerima penolakan
Penolakan halus maupun kasar kau terima dengan lapang dada
Tiada kau berpikir untuk berhenti menawarkan jasa - jasamu itu
Langkah kakimu tak seiringan lagi dengan perutmu
Pikiranmu mengebu-gebu namun jasmanimu melemah
Kau hanya bisa meringis menahan lapar dan dahaga
5000 ribu rupiah yang kau punya kala itu
Kau bisa apa?
Akhirnya Kau terduduk lesu di depan sebuah gedung tinggi
Memandangi lalu lalang
Berharap rasa lapar teralihkan
Namun tetap fisik tidak bisa berbohong
Kau lelah dan lapar
Sesekali kau pandangi map yang kau bawa
Kau terenyuh namun tersenyum
Kau buka berkas - berkas itu
Ijazahmu hanya termenung tak dapat menolongmu
Realita di sekolah tak sama dengan dunia luar rupanya
Kau mengkerdilkan diri sekerdil - kerdilnya
Keputusasaan menelanmuÂ
Kau putuskan berjalan lagi
Sampai akhirnya kau tak merasakan lagi apa itu lelah dan lapar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H