Puluhan budak lesu bekerja siang dan malam demi semangkok sup
Ludah, pukulan serta bentakan menjadi makanan sehari-harinya
Tatapan wajah mereka tak lagi mengeluarkan aura kemanusian
Segala aura kemanusian lenyap oleh kediktatoran anak manusia
Tangisan para perempuan selalu mengisi waktu-waktu luang di malam hari
Para lelaki terpaksa hanya terdiam membisu menatap mata-mata lugu tanpa dosa menangis
Tenaga dan kekuatan luluh lantak di hadapan elit bersenjatakan shotgun
Hanya sebuah gitar dan kisah-kisah kuno yang menghibur jiwa-jiwa lelah mereka
Terkadang tangisan itu seakan-akan bercerita tentang seluruh penderitaan mereka
Menarik mereka ke dalam sebuah keputusasaan yang dalam
Jiwa-jiwa inilah yang kelak menginspirasi ribuan bahkan jutaan manusia untuk berjuang