Puluhan budak lesu bekerja siang dan malam demi semangkok sup
Ludah, pukulan serta bentakan menjadi makanan sehari-harinya
Tatapan wajah mereka tak lagi mengeluarkan aura kemanusian
Segala aura kemanusian lenyap oleh kediktatoran anak manusia
Tangisan para perempuan selalu mengisi waktu-waktu luang di malam hari
Para lelaki terpaksa hanya terdiam membisu menatap mata-mata lugu tanpa dosa menangis
Tenaga dan kekuatan luluh lantak di hadapan elit bersenjatakan shotgun
Hanya sebuah gitar dan kisah-kisah kuno yang menghibur jiwa-jiwa lelah mereka
Terkadang tangisan itu seakan-akan bercerita tentang seluruh penderitaan mereka
Menarik mereka ke dalam sebuah keputusasaan yang dalam
Jiwa-jiwa inilah yang kelak menginspirasi ribuan bahkan jutaan manusia untuk berjuang
Juangnya menembus batas zaman melawan ketidakadilan yang nyata
Aku disini bukan sebagai penyambung lidah mereka
Namun aku berjuang demi sebuah kemanusian yang murni
Semurni sebuah makna lirik dari blues
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI