Mohon tunggu...
suryo hadi kusumo
suryo hadi kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan pejuang seni.

saya hanyalah seorang pencinta seni dan pengkahayal, yang memiliki pikiran abstrak, serta mengabdikan diri kepada sebuah seni.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kekhawatiran

19 Januari 2023   18:00 Diperbarui: 19 Januari 2023   18:38 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber Foto: Pixabay.com

Malam mulai datang

Hawa dingin merayap disekujur tubuhku secara perlahan

Kulihat sepasang burung hantu bercengkrama dengan riang 

Segerombolan kelelawarpun ikut meramaikannya

Bulan mulai menampilkan cahayanya

Cahaya itu menerangi kegelapan malam yang kelam

Suara-suara tak diundang secara tiba-tiba bermunculan

Pohon bergerak kesana kemari mengikuti arah angin yang datang secara perlahan-lahan

Aku mulai mengamati malam dengan sangat waspada

Rumah-rumahpun mulau ditutup rapat-rapat pintunya

Suara ramai riuh manusia sejak tadi pagi kini hilang

Daun-daun berguguran seiring datangnya angin yang lembut namun dingin

kuperiksa setiap sudut yang ada

Namun tak ku temukan apapun

Secara tiba-tiba suara motor yang lewat mengacaukan konsentrasiku

Aku perlu konsentrasi lebih dalam lagi

Tak perlu risau, malam hanyalah fenomena alam yang sangatlah normal

Secara tiba-tiba terdengar suara pukulan kayu dari jauh

Kini kewaspadaanku meningkat

Segala jurus yang kuhafal dari latihan beladiriku bertahun-tahun kini akan kukeluarkan

Aku bersiap untuk sesuatu yang muncul tak disangka-sangka

Tanganku mulai mengepal

Seiring suara pukulan itu dekat, tanganku mengepal lebih kuat

kini aku bisa mendengar suara itu dengan jelas

Aku bersiap mengeluarkan pamungkasku

Bahkan kini aku berdiri dengan kuda-kudaku yang kokoh

Ku bersiap menghantamkan pukulan mautku

Suara itu kini lebih keras lagi terdengar

Sososok dua orang hitam berjalan dengan perlahan membawa kayu

Tentunya kini aku telah bersiap mempertaruhkan hidupku

Kini ia didepanku gawat

Aku bersiap sepenuh tenaga

Namun anehnya kini kemauanku hilang bersamaan dengan wajah merah meronaku

Kuamati dan kudengar suara itu perlahan menjauh bersamaan dengan niat bertarungku

Malam itu sungguh malam yang luar biasa

Akhirnya kuputuskan untuk segera menutup mataku selagi rasa maluku masih menghantuiku diantara mimpi dan tidur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun