Alih-alih sebagai musisi pastinya memiliki jiwa pemeberontak yang termanifestasikan dalam vandalisme bermusik, namun Robert Fripp mungkin lebih terlihat seperti seorang guru musik yang sangat mencintai buku. Nama King Crimson sendiri diambil dari kutipan puisi "Paradise Lost" karya John Milton.
Ketika musisi rock menampilkan skill bergitarnya dengan sangat keren dan buas, namun Robert Fripp didalam sebuah gig sering memainkan gitarnya sambil duduk. Wajah santai namun serius terpancar darinya, namun dibalik itu petikan gitarnya tidak kalah lihai daripada musisi lainnya. "Larks Tongue In Aspic" sebagai nama album dan lagu menjadi karya musik yang paling rock, dibandingkan dengan lagu-lagu lainnya. Permainan instrumental King Crimson serta keahlian bermusik personilnya terdengar jelas di lagu ini.
Robert Fripp adalah antitesis dari seorang musisi yang tumbuh di era hippis, dimana ia dengan anggunnya bermusik tanpa stimulan narkoba untuk mengeluarkan kreatifitasnya. Pada masa lalu, serta mungkin juga relevan saat ini, yaitu musisi mengkonsumsi obat-obatan terlarang guna mengeluarkan keberaniannya serta meningkatkan imajinasi yang berguna untuk proses penciptaan lagu.
Dari sekian banyak musisi Robert Fripp adalah salah satu contoh musisi yang bebas dari narkoba dan skandal, ia benar-benar bersih dalam mengarungi jalan musisinya yang tak mudah. Keahlian bergitar Robert Fripp membuatnya memiliki kemampuan menjadi seorang komponis hingga saat ini.
Riwayat jalan musik Robert Fripp menggambarkan bahwa narkoba bukan stimulant utama dalam proses kreatif, namun ketekunan serta keteguhan hatilah yang mampu membawa manusia dalam melampaui dirinya saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H