Mohon tunggu...
Khubah Khoirurobiq
Khubah Khoirurobiq Mohon Tunggu... Programmer - Programmer

Saya seorang pemarah tetapi juga seorang yang humoris tetapi lagi saya juga tipe orang yang tepat waktu tetapi lagi saya orang yang malas. Jadi sebenernya "SAYA ITU SIAPA"??

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Arep Neng Endi Koe?? (Mau ke Mana Kamu?)

3 September 2012   02:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:59 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup adalah perjuangan, kata orang yang memaknai kehidupan ini. Kalau dianalisa lebih jauh mungkin ada benarnya karena hidup itu penuh dengan jebakan. Ketika kita sedang asyik-asyik kekiri ternyata disitu kita terperangkap dengan segudang masalah. Belok lagi kekanan ada masalah lagi, apalagi mundur malah semakin banyak.

Dulu sampai sekarang sering saya dinasehati orang tua saya bahwa kalau hidup itu harus sukses, sukses dunia maupun akhirat. Lalu saya bertanya kembali kepada orang tua saya, " lha sukses itu yang bagaimana dan apa tolak ukurnya?",. "Itu nanti kamu yang tahu dan bisa membuktikannya.", begitu jawabnya. Dengan masih bingung memahami jawaban tersebut saya terima dan jadikan tugas untuk mencari jawaban tersebut.

Hingga kini belum ada jawaban pasti tetapi sedikit mendapat gambaran mungkin apa yang dimaksud oleh orang tua saya adalah sukses terletak dalam diri kita bahwa kesuksesan kita sebenarnya sudah ada dalam diri kita tetapi kita masih harus terus mencari dan mencari bagaimana memunculkan sukses tersebut bukan hanya untuk kita tetapi juga dirasakan oleh orang lain. Bukan orang lain merasakan kebaikan dari kita tetapi kita sendiri terseok-seok menjalani hidup ini atau kita bisa sukses bahagia menjalani hidup ini tetapi orang lain tidak bisa merasakannya.

Lalu bagaimana kita mencapai tingkatan tersebut? Padahal sekarang ini saja untuk mensejahterakan diri saja masih susahnya minta ampun. Apa lagi harus sejahtera bebarengan dengan mengangkat orang lain. Mungkin ini menjadi masalah baru dan sampai saat ini saya belum menemukan jawabannya. lagi-lagi hasil terkaan awal yang belum teruji hasilnya muncul. Berarti hidup itu harus syukur dan ikhlas, dengan demikian kita akan tenang dan merasa cukup dalam menjalani hidup ini tidak terbayang-bayangi sifat-sifat rakus, iri dan dengki. Karena kitika kita memiliki sifat rakus, iri dan dengki maka kita tidak akan bisa menikmati kehidupan ini.

Ketika semua sudah memiliki pandangan masalah lagi muncul. Kemana saya harus pergi agar saya bisa menemukan syukur dan ikhlas serta bisa meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Pekerjaan apa yang harus saya ambil, kapan saya harus menikah dan yang lainnya lagi. Dan inilah keindahan hidup tidak pernah berhenti ada masalah dan hidup itu harus berjuang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun