Mohon tunggu...
Yovy Hasendra
Yovy Hasendra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulisan bentuk lain dari ingatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orang Rimba Pun Butuh Pelayanan Kesehatan dari Pemerintah

30 September 2019   13:23 Diperbarui: 30 September 2019   13:34 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TEBO -- Suku Anak Dalam (SAD) atau mereka menyebut dirinya dengan nama 'Orang Rimba' yang berarti orang yang tinggal di dalam hutan, merupakan suku yang terbelakang di Jambi. Sebagian besar dari mereka tinggal di kawasan Taman 12 dan Taman Nasional Bukit 30 di Kabupaten Bungo, Tebo, Sorolangun dan Batanghari.

Sebagai suku nomaden, wilayah jelajah orang rimba ini semakin sempit dengan perkembangan industri dan perkebunan. Padahal Orang Rimba ini dikenal dengan budaya Melangun (berpindah-pindah) dari satu wilayah ke wilayah lain. Sayangnya sekarang ini wilayah hutan yang bisa dijelajahi semakin terbatas.  

Kondisi ini sedikit banyak memengaruhi kehidupan Orang Rimba. Sumber makanan dan penghidupan mereka pun semakin berkurang. Suku ini hidup sederhana dan menghidupi mereka dengan apa yang tersedia di hutan. Berburu dan mencari buah-buahan dan tumbuhan adalah cara mereka memenuhi kebutuhan hidup. Di dalam hutan, mereka terbagi dalam beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok memiliki pemimpin kelompok yang dinamakan Tumenggung
Kehidupan Orang Rimba ini semakin mengkhawatirkan saat mereka diserang wabah penyakit. Selama ini, Orang Rimba cukup kesulitan untuk mendapat akses kesehatan. Tentunya ini tidak terlepas dengan kondisi mereka yang hidup jauh dari pemukiman dan fasilitas kesehatan.

Area wilayah di lanskap Bukit Tiga Puluh termasuk termasuk kawasan yang juga dihuni oleh Orang Rimba. Sedikitnya ada lima kelompok yang menyebar di area konsesi PT Lestari Asri Jaya yang bergerak di bidang perkebunan karet.

Keberadaan perusahaan ini sebenarnya memberikan dampak positif bagi Orang Rimba. Karena perusahaan ini ternyata memperhatikan aspek ekonomi, pendidikan, hingga kesehatan masyarakat yang bermukim di sekitar area konsesi mereka.

Malah, belakangan perusahaan bersama pemerintah setempat sudah mengupayakan untuk memfasilitasi program kesehatan untuk Orang Rimba.

Salah satu pimpinan kelompok Orang Rimba, Tumenggung Hasan mengungkapkan, beberapa waktu lalu Dinas Kesehatan Tebo dan PT Lestari Asri Jaya mengadakan program pengobatan gratis untuk mereka. Program itu menurut Hasan dirasa cukup membantu.

Apalagi kata Hasan, Orang Rimba ternyata membutuhkan pelayanan kesehatan. ''Kami banyak berhubungan dengan alam.  Bahkan tidur dan beraktifitas sehari-hari lebih banyak di alam terbuka,'' ujarnya dikutip dari Kumparan.com/jambikita.

Tak heran, Orang Rimba rentan dengan serangan penyakit seperti demam, diare hingga Tuberkolosis (TBC).

Salah seorang Orang Rimba, Rafiq, mengaku pada Juni 2019 lalu dari kelompoknya terdapat 22 orang terserang diare. "Kami sakit galo samo sakitnyo terkapar. Mencret muntah dan demam, untunglah kami cepat bawak ke bidan Desa Semambu selamatlah kami," kata Rafiq dengan dialek yang sangat kental.

Selama ini menurut Rafiq , saat mereka diserang penyakit biasanya pengobatannya dengan pola tradisional. Namun sekarang ini beberapa Orang Rimba sudah mengenal obat-obatan modern. ''Dulu kami menggunakan obat dari dedaunan dan akar-akaran,'' katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun