Mohon tunggu...
Yovy Hasendra
Yovy Hasendra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulisan bentuk lain dari ingatan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Ranger, Sang Pengawas dan Pengawal Hutan

19 Agustus 2019   20:15 Diperbarui: 19 Agustus 2019   21:24 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hutan Indonesia merupakan hutan yang menduduki urutan ketiga terluas di dunia dengan hutan tropis dan sumbangan dari hutan hujan (rain forest) yang tersebar di beberapa wilayah. Berdasarkan data dari sebuah lembaga independen pemantau hutan Indonesia, sejumlah 162 juta hektare luas daratan Indonesia masih tertutup hutan.

Layaknya harta yang sangat bernilai, hutan pun butuh djaga. Dan, hal tersebut tidaklah mudah. Dibutuhkan sosok tangguh yang rela melewati medan sulit dan jauh dari permukiman masyarakat. Tak jarang, penjaga kawasan yang menyimpan kekayaan alam tersebut harus berhadapan langsung dengan marabahaya; baik yang disebabkan oleh alam maupun ulah manusia.

Di sejumlah wilayah di Indonesia termasuk di Tebo Jambi, sejumlah perusahaan mengangkat polisi hutan -- dikenal juga sebagai ranger -- pelaksana aktivitas perlindungan dan pengamanan hutan yang meliputi kawasan hutan, hasil hutan, tumbuhan, dan satwa liar di dalamnya. Ranger hutan dapat melakukan berbagai tugas, mulai dari pencegahan, pembinaan, penyuluhan, hingga menghentikan tindak pidana kehutanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang. 

istimewa
istimewa

PT Lestari Asri Jaya (LAJ), PT Wanamukti Wisesa (WW) yang merupakan anak perusahaan PT Royal Lestari Utama (RLU) juga memiliki 20 orang ranger yang secara profesional terlibat dalam upaya perlindungan dan pengawasan area taman nasional. 

Tugas mereka antara lain berpatroli, mengawasi kehidupan satwa liar, melawan perburuan liar, bekerja sama dengan masyarakat lokal, melakukan restorasi melalui penanaman dan perawatan pohon serta membantu dalam upaya penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).  

Benny A. Tampubolon, Asisten Konservasi PT Lestari Asri Jaya (LAJ) kepada penulis mengatakan tugas ranger itu tidak mudah. Mereka tidak hanya mengawasi hutan yang berada di lahan konservasi namun juga membantu masyarakat melestarikan hutan serta menyelamatkan satwa liar. 

Demi keamanan, Benny mengatakan, para ranger dipantau dengan smart patrol. Setiap tim dibekali dengan kamera dan peralatan GPS. Hasil foto selama patroli merupakan laporan mereka, memastikan tidak adanya tindak kejahatan kehutanan. Jika ada temuan, setiap titiknya akan ditandai di GPS. Mereka juga diwajibkan untuk melapor, disertai foto jika menemukan satwa. 

Keberadaan ranger dapat diibaratkan sebagai mata dan telinga dalam mengawasi apa yang ada di hutan. "Jadi semuanya itu harus diambil menggunakan GPS kemanapun mereka pergi apapun yang mereka lihat mereka harus mengambil titiknya," kata Benny. 

Dalam patroli ranger tak jarang mereka harus bertemu dengan perambah. Tugas ranger adalah melakukan sosialisasi. "Kita sampaikan kepada mereka bahwa ini adalah area konservasi di konsesi perusahaan. SOPnya adalah pertama sosialisasi, jika kejadian terulang kita surati secara tertulis. Selanjutnya kita lakukan proses hukum jika terjadi ketiga kalinya," jelas Benny.

Berhadapan dengan masyarakat juga bukan hal aneh. Kata Benny, pada awalnya para ranger sering berhadapan dengan masyarakat. "Awal mulanya mereka tidak terbuka dengan keberadaaan kami. Perlahan kami terus sosialiasi dan kini Alhamdulillah mereka sudah mulai menerima," ujarnya. 

Suka duka yang dialami para ranger saat melakukan pekerjaanya memang luar biasa. Namun, kecintaan para ranger terhadap hutan patut diacungi jempol. Hutan adalah rumah kedua mereka. ''Setiap hari berkeliling hutan. Ini membuat hutan menjadi rumah kedua kami. Kami wajib menjaga dan melestarikan hutan,'' katanya. 

Yang menarik, dari beberapa ranger yang direkrut dari masyarakat, beberapa ternyata berlatarbelakang perambah hutan. Salah satunya adalah Budi Suhartono. Warga asli Tebo ini dulunya ikut andil dalam merusak hutan. . ''Untuk membuka lahan atau hanya sekadar berburu binatang,'' kata pria berusia 30 tahun. 

Tak terpikir oleh Budi bahwa situasi ini akan berubah ketika ia ditarik bekerja di PT LAJ. Sebagai ranger, perlahan-lahan Budi menyadari pentingnya menjaga kelestarian hutan termasuk satwa dan faunanya. Tugas Budi sebagai ranger salah satunya adalah berpatroli keliling mencari posisi gajah yang berkeliaran di kawasan konservasi milik PT LAJ. "Kalau gajah dekat dengan lokasi perkampungan, kami akan mendekati warga untuk menjaga kebun milik mereka dan menghalau gajah supaya tidak merusak,'' katanya. 

Banyak cerita menarik yang diungkapkan oleh Budi saat dirinya bertugas menjadi ranger. Misalnya suatu saat ia pernah berpapasan dengan sekelompok gajah liar. Jarak antara dia dengan kelompok gajah tersebut sekitar 30 meter. ''Saya cukup kaget namun ternyata mereka tidak merasa terganggu dengan kehadiran saya. Meski sebenarnya gajah juga takut sama manusia,'' katanya. (Yovy Hasendra)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun