Saya baru tahu pada Jumat pagi ketika twitter @InfoBMKG menyatakan "Peringatan dini tsunami yang disebabkan oleh gempa M 7,1 tanggal 14 November 2019, 23:17:43 dinyatakan telah berakhir."Â Bersyukur karena gempa besar itu tidak menyebabkan korban jiwa, walaupun ada sejumlah kerusakan sejumlah bangunan. Korban luka tercatat hanya 2 orang.
Lagi-lagi kita diingatkan untuk terus siaga menghadapi potensi bencana yang tersebar di seluruh wilayah. Karena potensi tadi tidak bisa dihilangkan, maka yang bisa dibuat adalah bersiap menghadapi.
Dari banyak aplikasi yang sudah ada, saya rekomendasikan 3 aplikasi ini agar terpasang di perangkat pintar kita.
1. Inarisk Personal
Aplikasi ini dibuat oleh BNPB untuk memberitahu kita seberapa besar bahaya yang ada di sekitar kita, di manapun kita berada. Di  mana pun posisi kita, bisa langsung memantau  tingkat potensi bahaya yang dikelompokan sebagai rendah, sedang ataukah tinggi. Ada 6 jenis potensi bencana yang bisa dipantau yaitu: gempabumi, banjir, banjir bandang, tanah longsor, tsunami dan gunung api. Ini jenis bencana yang mendominasi wilayah kita.Â
Jika sudah memasang aplikasi ini, kita bisa masuk baik melalui akun medsos kita atau sebagai tamu saja
Informasi yang ditampilkan di sini bersifat potensi. Ketika kita mengaktifkan lokasi, maka info bahaya atau rawan bencana bisa terdeteksi. Ini berguna agar kita bisa waspada, misalnya, ketika sebuah lokasi atau wilayah berpotensi tanah longsor tinggi, terutama ketika hujan lebat. Dalam tampilan tersebut, jika kita mengaktifkan layer salah satu jenis bahaya, maka tampilan peta akan menunjukan warna yang berbeda sesuai tingkatnya apakah tinggi, sedang maupun rendah.Â
Misalkan ketika saya berwisata ke Gunung Bromo di setiap lokasi, bahayanya bisa lebih dari 1. Di area lautan pasir seperti ini tampilannya. Ada potensi bahaya gunung berapi (tentu saja) tingkatnya sedang, tanah longsor dengan tingkat tinggi, banjir, lalu gempa bumi keduanya rendah.
Ketika ada bahaya dengan tingkat sedang atau tinggi, maka ada menu untuk panduang tindakan apa yang bisa diambil sebelum, pada saat dan setelah terjadinya bencana tersebut. Masing-masing bencana ada petunjuk praktisnya. Lengkapnya bisa dilihat.
Kelebihan aplikasi ini adalah bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia, di titik mana saja. Ketika mengaktifkan lokasi, maka titik tersebut akan muncul, sehingga kita bisa mencari informasi bahaya lebih detail.Â
Namun, karena baru bersifat potensi, kita tidak mendapatkan informasi tersebut secara real time. Misalnya ketika ada status waspada tsunami di lokasi kita, informasi tersebut belum muncul
Tapi secara umum, informasi potensi ancaman di seluruh Indonesia sudah ada di perangkat kita, yang bisa dipakai ke mana saja kita bepergian. Buat saya ini cerdas.
2. InfoBMKG
Dari namanya, ini dikeluarkan BMKG. Aplikasinya padat informasi, di bagian menu: cuaca, gempa bumi, iklim, kualitas udara, cuaca maritime, cuaca bandara dan titik panas.
Untuk siaga bencana, informasi yang bakal banyak berguna adalah informasi gempa besar yang berpotensi tsunami. Ketika terjadi gempa besar, informasinya bisa langsung dilihat. Dan yang paling penting, di menu tersebut, juga ditampilkan berapa jarak titik gempa ke lokasi kita. Dengan demikian kita bisa memperkirakan apakah dampaknya akan sampai ke tempat kita. Menurut saya ini informasi yang sangat penting terkait gempabumi yang berpotensi tsunami.
Ada beberapa informasi yang juga bagus untuk dimanfaatkan, sesuai keperluan kita. Misalnya ingin bepergian dengan pesawat, bisa melihat bagaimana cuaca di bandara tujuan kita. Ini bisa diakses di menu cuaca bandara. Informasinya lengkap di sana. Saya sering sekali menggunakan ini untuk sekedar tahu.
Kalau ingin wisata ke pantai atau bahkan melaut, kita bisa mengakses informasi tentang kondisi angin dan tinggi gelombang di seluruh pantai dan laut kita. Tinggal lihat di menu cuaca maritim. Prakiraannya dibuat hingga 3 hari ke depan. Ketika ingin wisata ke pantai pada akhir minggu, informasinya sudah bisa diakses sejak hari Kamis.
Ada satu menu yang saya tunggu-tunggu bisa dimunculkan di aplikasi ini yaitu informasi radar cuaca yang bisa memberi informasi real-time tentang cuaca di sekitar kita setiap 10 menit. Itu informasi yang paling bagus untuk melihat seberapa luas wilayah yang mengalami hujan dan seberapa besar. Misalnya di Jawa Timur, saya biasa menggunakannya ketika melintas di wilayah yang rawan longsor atau banjir. Sayangnya informasi tersebut belum ada di aplikasi ini. Informasi seperti ini hanya bisa diakses di laman BMKG masing-masing provinsi.
3. Magma Indonesia
Tampilan aplikasinya paling sederhana. Begitu membuka aplikasi ini, langsung muncul daftar gunung api seluruh Indonesia, seluruhnya ada 76 gunung yang disusun menurut abjad. Gunung Agung di Bali ada di daftar paling atas hingga Gunung Wurlali di Maluku Tenggara Barat di paling bawah
Untuk diketahui, status gunung berapi dibagi menjadi 4 level yaitu level 1: aman (hijau), level 2 waspada (kuning), level 3 siaga (oranye) dan level 4 awas (merah).
Pernah ketika melintas di Kota Batu rekan saya melihat ada asap putih keluar dari puncak Gunung Welirang, lalu agak kuatir, tetapi ketika melihat statusnya hijau alias aman, dia jadi lebih tenang.Â
Atau ketika akan mengunjungi Bromo, ternyata statusnya kuning (waspada), ada petunjuk dalam aplikasi ini yang membuat kita bisa lebih tenang. Disebutkan dalam aplikasi tersebut: Masyarakat di sekitar G. Bromo dan pengunjung/wisatawan/pendaki tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 1 km dari kawah aktif. Artinya kami aman di sekitar lautan pasirnya.
Demikian ulasan saya tentang 3 aplikasi cerdas yang bisa kita pakai. (1) Inarisk Personal untuk mengetahui potensi bencana, (2) InfoBMKG untuk informasi cuaca dan gempa yang berpotensi tsunami dan (3) Magma Indonesia untuk gunungapi. Kita hanya bisa bersiaga kalau sudah melek informasi bencana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H