Mohon tunggu...
Yovita Nurdiana
Yovita Nurdiana Mohon Tunggu... Penulis - Purchasing, pembaca mata dan penulis nama seseorang di setiap tulisannya

Membaca sambil mendengarkan musik favorit

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penghayat, Kini Keluarga

14 Desember 2024   09:54 Diperbarui: 14 Desember 2024   09:54 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Percaya Tuhan, tak harus seirama dan sehati
Entah mengapa itu jadi dasar pengasingan diri?
Napas itu bersembunyi
Galaunya hati tak terperi
Hati yang tak utuh lagi akibat tak ada yang peduli
Atau peduli dengan berharap kembali
Yayasan dengan kelembutan dan kasih sang ahli
Abaikan masa lalu yang tak patut dibenci!
Titi, nama keluarga baru yang mereka panggul sangat tinggi

Kalau dulu ragu akan hadirnya pahlawan sejati,
Ini wajah baru dan pendamping yang dirangkul tuk wujudkan mimpi
Nyata, dengan tradisi tiada henti
Identitas penghayat yang dulu sembunyi, tlah nampak kini

Kelompok dulu belajar agama lain, kini meninggalkan demi tujuan
Entah mengapa penyuluh tak selalu diperlakukan sesuai aturan?
Laksana orang asing atau penjahat yang diberi hukuman
Usaha Mbak Titi berawal dari pendekatan
Alhasil, berbuah manis dan menyenangkan
Raga yang dulu sungguh tidak disatukan
Gurauan yang dulu tak menarik senyuman
Akan menjadi kenangan indah pada akhir zaman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun