Mohon tunggu...
Yovita Nurdiana
Yovita Nurdiana Mohon Tunggu... Penulis - Purchasing, pembaca mata dan penulis nama seseorang di setiap tulisannya

Membaca sambil mendengarkan musik favorit

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Bila Esok Ibu Tiada, Membuat Pertengkaran Mereda

15 November 2024   17:49 Diperbarui: 15 November 2024   17:53 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster (sumber gambar : serayunews.com)

Apa yang kalian rasakan jika ditinggal oleh orang yang sangat kita sayangi? Apakah semuanya sedih? Seharusnya iya, apalagi jika kita belum bisa memberikan apa yang Beliau minta atau belum bisa memberikan kebahagiaan pada Beliau. 

Jadi, sebelum orang yang kita kasihi meninggalkan kita untuk selamanya, hendaknya kita ada untuknya, bukan malah menghindar atau meninggalkan demi apa yang kita kejar sekarang, entah pekerjaan atau hal lain yang membuat kita bahagia. Kadang kalau kita udah bahagia atau menikmati apa yang kita suka, kita lupa dengan siapa yang ada di hati kita sebelumnya. 

Film ini berawal dari kepergian sang suami atau ayah (Slamet Rahardjo) untuk selamanya yang membuat istrinya yang juga seorang ibu bersedih hati hingga anak-anaknya dengan segala kesibukan meninggalkan ibunya sendiri (Christine Hakim), terutama saat periksa ke rumah sakit, hingga tak tahu penyakit apa yang diderita ibunya. 

Hal lain juga membuat anak-anak lupa akan hari ulang tahun si ibu. Saat itu, hanya sang adik dari ibu yang ingat akan hari ulang tahun ibu, lalu mengingatkan anak-anak. Walau terlambat, untung anak-anak datang dan memberikan kado untuk ibu. Tapi di saat hari indah yang seharusnya bisa bersenang-senang sambil makan bersama, malah yang terjadi pertengkaran sesama anak. 

Si ibu yang menjadi penengah, dan memang ada yang terpaksa meninggalkan rumah ibu karena kecewa. Ibu, dengan empat orang anak, di mana satu pun tak bisa mengantar ibu periksa, membuat ibu menutupi sakitnya. Rasa rindunya membuat ibu ingin ke Pekalongan, menengok makam suami sendirian dan meminta adiknya memesan tiket kereta api untuknya. 

Hari itu, si sulung, Ranika (Adinia Wirasti) yang pertama kali mendapati ibunya pergi dan menemukan surat keterangan sakit dari dokter, karena rumah kosong. Semua anak berkumpul sambil mencari di mana ibu, hingga adik ibu datang dan bercerita yang sesungguhnya. Tak lama ibu kembali dengan sehat. 

Suatu malam, anak ibu yang bernama Rania (Amanda Manopo) ditangkap polisi karena dugaan pemakai narkoba, hingga si sulung Ranika mencoba ke kantor polisi, tapi di perjalanan mendapat kabar dari si bungsu, Hening (Yasmin Napper) bahwa ibu pingsan di kamar mandi. Si sulung memilih pulang ke ibu daripada mendatangi adiknya Rania. Tepat ibu meninggal di tangan si sulung. 

Timbul perdebatan untuk memakamkan ibu kapan, apakah menunggu Rania bebas atau tinggal. Si anak, Rangga (Fedi Nuril) memutuskan meninggalkan Rania agar tidak semakin lama. Setelah pemakaman, Rania bebas karena tidak terbukti memakai narkoba lalu pulang ke rumah ibu dengan kagetnya tidak menunggunya pulang. Rania marah dan menyalahkan si sulung, Ranika. Tapi Rangga menjadi penengah dan mengakui bahwa itu adalah keputusannya, bukan Ranika. 

Ranika yang sebelumnya kecewa dengan teman dekatnya yang bernama Kevin, karena diduga ada hubungan khusus dengan Rania, akhirnya sadar bahwa salah paham setelah mendapat penjelasan dari Kevin. Kevin mengaku tak ada hubungan khusus dengan Rania dan masih menaruh hati pada Ranika. Akhirnya sebuah pengungkapan rasa suka terucap setelah sekian lama Kevin belum bicara. 

Masalah Ranika yang satu ini selesai. Tinggal masalah Ranika dengan adiknya yang selalu bertengkar. Rania, yang semula menuduh Ranika meninggalkannya, ternyata sudah bisa tersenyum mendengar Ranika yang paling peduli dengannya saat Rania ditangkap polisi. Rangga yang akhirnya bisa membuat Ranika tersenyum setelah bersedih hati, bisa menikmati enaknya makanan yang Ia berikan ke Ranika. Mereka makan bersama sambil bahagia. Pertengkaran itu akhirnya mereda, walau harus dengan air mata.

Film ini ditonton lebih dari setengah studio dan beberapa penonton menangis karena terharu, ikut terbawa di ceritanya. Sangat menguras air mata memang, terutama bagi yang sudah tidak punya ibu. Bahagialah yang masih punya ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun