Menyelami dunia perkemahan atau dunia terlarang? Sehingga judul dari film ini adalah kemah terlarang. Perkemahan akan terasa biasa jika perkemahan di tempat yang biasa, alias bukan tempat larangan.Â
Tapi ini menjadi luar biasa karena sudah dilarang, tapi malah dilakukan. Mengapa? Bagi anak kecil, larangan adalah perintah. Di film ini, larangan juga layaknya perintah.Â
Apakah mereka masih kecil? Atau memang sifatnya keras kepala? Atau rasa percaya pada seseorang yang dianggap sesepuh sudah hilang semenjak adanya Heru, ynag diperankan oleh Derby Romero, dianggap pendamping acara perkemahan.Â
Kalau memang sudah tak percaya dengan sesepuh yaitu Mbak Sonto yang diperankan oleh Landung Simatupang, mengapa tetap meminta bantuan Beliau? Atau para siswa yang kemah sedang bingung dengan adanya Heru tersebut? Siapa yang seharusnya dipercaya?Â
Film Kemah Terlarang, Kesurupan Massal ini berawal dari adanya acara kemah tahunan di sebuah sekolah yang memang diambil dari kisah nyata. Sebelum kemah, salah satu pembimbing yang bernama Miko yang diperankan Fatih Unru, bertanya pada Mbah Sonto tentang lokasi kemah.Â
Awalnya, Mbak Sonto tidak setuju, tapi mencoba membantu dengan mendatangi lokasi untuk meminta izin dengan memberikan sajen dan menguburnya di dalam tanah.Â
Simbah berpesan agar semuanya tak boleh mendirikan tenda si lokasi sajen tersebut dan tak boleh membongkar sajen. Miko telah menyampaikan ke tim dan sudah ada larangan tertulis pula di tempat tersebut. Tapi entah kenapa ada yang membongkar sajen dan memberikan beberapa butir beras di atas sajen itu.Â
Tak hanya itu, Miko juga diminta Heru untuk menyebar beberapa beras kuning di lokasi dengan alasan menjaga anak-anak dari gangguan. Miko yang mudah saja ditipu tak pernah absen melakukan perintah itu. Bukannya terhindar dari gangguan, beras itu ternyata malah mengundang makhluk halus untuk datang dan menyebabkan beberapa peserta kemah kesurupan di saat bersamaan.Â
Larangan pertama sudah dilanggar dan berakibat seperti itu. Mbah Sonto datang untuk menyelamatkan siswa agar makhluk halus keluar, kecuali satu, makhluk yang masuk ke tubuh Rini, yang diperankan Callista Arum, siswa yang akan memerankan Roro Putri karena mempunyai neton yang sesuai keinginan Heru.Â
Karena kesurupan tersebut, Mbah Sonto meminta semua kegiatan berhenti dan menunggu Mbak Sonto mencari bantuan membuat jembatan darurat agar mereka bisa segera pulang. Tapi di jalan, Heru meminta acara lanjut dan semua meinggalkan jembatan itu.Â
Entah kenapa semua memilih percaya Heru, bukan simbah. Acara di tengah malam sungguh dimulai dan menyebabkan kesurupan lagi. Simbah Sonto datang dan menegur mereka karena melanggar larangan kedua.Â
Selama keserupan itu Heru menghilang, tapi saksi yang melihat Heru bertapa di bawah pohon sambil dililit ular. Ya, untuk memiliki mustika yang dimiliki oleh Roro Putri, yang sebelumnya sudah terlihat jelas saat komunikasi dengan makhluk halus yang merasuki salah satu siswa. Pantas saja selalu melanggar apa yang dilarang Mbah Sonto.Â
Akhirnya semua tahu maksud dari Heru tersebut dan meminta mustika itu dari Roro Putri. Mustika itu ada di tangan Rini, yang sedari awal dipilih Roro Putri, karena tak pernah menginginkan mustika itu, walaupun sudah diiming-imingi bisa mendapat apa yang Ia inginkan tapi dengan syarat, membantu membalas dendam Roro Putri.Â
Rini memilih membuang mustika ke dalam api, walaupun sebenarnya bisa meminta apapun, di saat teman-teman kesurupan dan terlebih saat Miko, orang yang Ia sukai butuh pertolongan karena terluka. Luka yang disebabkan ditusuk oleh Roro Putri yang masuk ke tubuh Rini saat pementasan di malam hari itu.Â
Roro Putri berkata ingin menjaga Rini seperti Rini menjaganya. Heru yang gagal mendapat mustika, lalu gila di tempat itu sambil bertingkah seolah memakai mustika dalam bentuk cincin itu. Sampai saat ini, sosok Roro Putri masih bersama dengan Rini dan kadang Rini diajak ke tempat di mana mereka bertemu. Siapa yang seharusnya dipercaya di awal? Mbah Sonto bukan?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI