Mohon tunggu...
Yovita Nurdiana
Yovita Nurdiana Mohon Tunggu... Penulis - Purchasing, pembaca mata dan penulis nama seseorang di setiap tulisannya

Membaca sambil mendengarkan musik favorit

Selanjutnya

Tutup

Diary

(P)utus (H)ubungan (K)awan

12 Oktober 2024   16:57 Diperbarui: 12 Oktober 2024   17:00 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah setiap kita melakukan sesuatu kesalahan, apalagi yang berhubungan dengan cinta yaitu kecemburuan, selalu harus berakhir pemutusan pertemanan? Entah kita dihapus sebagai teman di media sosial atau dikeluarkan dari grup atau malah tidak dianggap teman di dunia nyata? 

Aku beberapa kali mengalami seperti itu, tak tahu kalau dengan yang lain. Kalau kalian gimana? Aku pernah masuk dalam suatu komunitas di sebuah kota, tapi bukan kota tempat tinggalku. Tanpa ditawari, aku dimasukkan ke grup WA komunitas itu. 

Aku memang berdinamika hanya dengan membaca atau melihat foto atau melihat video di grup tersebut, tanpa ikut terlibat di dunia nyata dengan mereka. Kadang aku hanya berkomentar di grup itu. 

Tahun lalu, aku pernah ditanya dengan salah satu anggota di WA grup tersebut, kapan aku akan berkunjung ke kota itu dan mengikuti dinamika secara langsung di sana. Aku bingung saat ditanya demikian, karena aku juga harus melihat jadwal yang kian padat karena pekerjaan atau keperluan pribadi yang lebih penting. 

Aku berkata bahwa mungkin tahun depan dan ternyata adalah tahun ini. Aku sangat terkejut karena pekerjaanku yang semakin menumpuk tak mungkin aku tinggalkan. Belum juga Ibu yang sedang sakit dan belum bisa kami tinggal hingga luar kota. 

Hinga suatu ketika aku dikirimi pesan pribadi oleh salah seorang anggota grup itu. Intinya adalah mengajakku untuk ikut acara mereka, yang masih harus membayar lagi karena menginap. Aku memang tak merespon apapun saat itu. 

Pesan aku abaikan dan mungkin malah membuat aku dikeluarkan dari grup tanpa diberitahu alasannya. Tak ada yang kirim pesan pribadi maupun diinfo di grup. Tak hanya aku, sebelumnya juga ada anggota yang dikeluarkan tanpa info di grup. 

Apakah salah kami sama? Tidak aktif kegiatan atau tidak merespon ajakan? Maaf kami jika begitu. Tapi setidaknya diinfo alasannya atau diinfo jika akan dikeluarkan. 

Lebih baik aku keluar sendiri atau hapus sendiri daripada dikeluarkan dari grup atau dihapus sebagai teman. Tak enak rasanya kena PHK yang satu ini. Putus hubungan kawan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun