Di saat seharian aku di rekanan yang kerjasama dengan kami, aku terpaksa meminjam toilet mereka sebelum pulang, mengingat perjalanan sekitar empat puluh menit lamanya dan aku tak bisa mampir karena sudah ditunggu. Belum selesai aku memakainya, tiba-tiba suara ketukan pintu dari luar menganggu. Untung tak lama kemudian aku selesai dan membuka pintu.Â
Betapa kagetnya, ternyata anak kecil yang masih duduk di SD yang melakukannya. Ia adalah anak dari rekanan kami, di mana Ibunya berada di belakangnya saat itu. Wow, polos sekali ya anak kecil itu, sudah tidak tahan dan ingin segera masuk toilet walau dipakai aku sebagai tamu.
Tapi beda dengan adik sepupuku yang juga masih SD, tapi sudah tidak polos alias bisa menipu demi kebaikan tentunya. Ia meminta satu makanan yang ada di meja kami, lalu menggitnya secuil dan dibawa pulang. Apa yang Ia lakukan? Ayahku melihat bahwa makanan yang Ia gigit itu diberikan pada Ibunya dan Ia tak melanjutkan makan lagi.
Ia juga tidak pelit lho, seringkali membelikan jajanan yang aku suka dengan uang jajan dari Ibunya tanpa memberitahuku dan juga Ibunya. Selain itu, jika pulang dari acara dan mendapat makanan, maka diberikan makanan itu pada kami, tanpa sepengetahuan orang tuanya juga. Lucu ya.
Di lain hari, aku memberikan Ia minuman kotak rasa stroberi, aku pikir suka, makanya aku pilih yang rasa itu. Tapi ada yang aneh saat Ia melihat rasanya, seperti tidak suka, tapi Ia terima. Aku bertanya kenapa padanya, Ia menjawab tidak apa-apa. Esoknya aku bertanya padanya apakah suka dengan minuman itu, Ia bilang tidak, sukanya rasa cokelat. Lalu aku bertanya apakah Ia buang, Ia bilang tidak, tetap diminum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H