Mohon tunggu...
Yovita Nurdiana
Yovita Nurdiana Mohon Tunggu... Penulis - Purchasing, pembaca mata dan penulis nama seseorang di setiap tulisannya

Membaca sambil mendengarkan musik favorit

Selanjutnya

Tutup

Diary

Segera Itu Kapan?

3 Oktober 2024   23:16 Diperbarui: 4 Oktober 2024   00:43 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika mendatangi tanpa konfirmasi dan menunggu selama proses produksi berlangsung adalah suatu kesalahan, maka maafkan aku. Maafkan kami. 

Kami melakukan itu karena order kami yang belum juga selesai dan melewati batas waktu yang sudah disepakati. Tak ada komunikasi dari mereka pada kami. Pesan kami tidak selalu dibalas, telepon dari kami tidak pernah diangkat. 

Kami sudah memberikan DP hingga dua kali, tak ada informasi sampai mana proses yang telah dilakukan. Kami sudah harus mengambil orderan itu kepada mereka, maka kami memberi info akan menunggu proses yang ada pada mereka. 

Aku yang diminta menunggu di sana sampai proses selesai. Sampai sana order belum dikerjakan penuh dan aku belum sarapan, tidak bawa minum dan pengisi daya ponsel, karena aku mengira tak akan lama. 

Dari dua orang yang mengerjakan menjadi tiga orang, itu pun hanya satu orang yang paham proses, sehingga harus mengajari dua orang lain karena ada kesalahan dan mengulang proses. Pengulangan menjadi menambah waktu. 

Pekerja itu tidak sempat makan siang, tidak sempat istirahat dan tidak sempat ibadah siang. Sebenarnya aku juga tak enak, tapi aku harus menekan mereka agar mengerjakan order sangat penting. 

Berulang kali harus mengambil foto atau video saat proses berlangsung sebagai laporan ke kantor. Walau ditunggu dan anak buah melakukan salah, sang mandor tak marah, tetap perlahan dan sabar mengajari mereka. 

Aku melihat salah satu anak buahnya sudah lansia, sebenarnya juga aku tak tega. Aku dan tim kantor sempat melakukan panggilan video untuk berbicara langsung dengan sang mandor yang tak lain adalah pemilik bisnis. 

Aku menunggu dari pagi hingga sore hari, baterai ponsel pun sudah waktunya diisi tapi aku lupa bawa pengisi daya. Mereka sedang dalam masalah, tapi mengapa berakibat ke kami ya? 

Dari yang dulu bicara pelan dan halus, sekarang nadanya agak tinggi. Saat melewatiku saja mereka tinggal lewat tanpa permisi atau menunduk. Aku tahu mereka marah dan kesal denganku. Tapi kami juga dimarahi pelanggan karena mundur dari tanggal yang diminta. 

Tiap ditanya mereka nggak bisa kasih tanggal perkiraan, hanya bilang segera. Segera itu membingungkan. Mengambil bahan baku saja mereka berkata belum sempat ambil. Mengambil stempel baru saja mereka juga berkata belum sempat. Begitu jika bertemu dengan rekanan yang aneh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun