Mohon tunggu...
Yovita Nurdiana
Yovita Nurdiana Mohon Tunggu... Penulis - Purchasing, pembaca mata dan penulis nama seseorang di setiap tulisannya

Membaca sambil mendengarkan musik favorit

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Singapura Lanjut Malaysia, Tak Sia-Sia

29 September 2024   23:13 Diperbarui: 30 September 2024   00:10 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
di depan Perpus Kuala Lumpur (sumber gambar: dokpri) 

Setelah itu kami makan siang di sebuah restoran chinese food. Lalu kami menuju ke Batu Caves, sebuah kuil Hindu yang terdapat patung tinggi dan ada beberapa tangga warna-warni, tapi tidak semua naik karena dibatasi waktu. 

di Batu Caves (sumber gambar: dokpri) 
di Batu Caves (sumber gambar: dokpri) 

Beberapa burung juga berjalan di halaman kuil. Aku mencoba teh rempah khas tetapi rasanya agak aneh, maklum, namanya asing jadi rasa ingin mencoba sangat besar. 

Setelah itu kami ke Genting Highlands. Yang pertama kami lakukan adalah naik kereta gantung, tapi tidak semua, karena ada yang takut sehingga menunggu di area tunggu atau berbelanja di pusat perbelanjaan di situ. 

Setelah naik kereta sampai ujung, kami turun dan melihat pemandangan yang luar biasa dari atas, kami berfoto dan menikmati dinginnya udara. Di sana juga ada resto yang juga ramai pengunjung. 

Lalu kembali naik kereta gantung menuju titik awal. Kami di pusat perbelanjaan sambil menunggu teman lain yang masih naik kereta gantung. Di minimarket, aku melihat teh tarik yang siap seduh, hanya beda merk dengan yang ku beli sebelumnya dan ku tinggal di hotel. Ibu menawariku untuk beli satu lagi, tapi aku menolak karena yang sebelumnya belum ku buat. 

Kami mampir ke toko oleh-oleh dengan bus. Produk yang utama adalah kopi tarik yang rasanya memang enak di lidah. Kami diberikan sampel kopi tarik dan teh tarik. 

Beberapa camilan juga tersedia. Hampir tiap produk ada sampelnya, jadi kami bisa tahu rasanya seperti apa. Sudah jam tujuh malam pun, masih cerah seperti sore hari. 

Kami makan malam di resto khas Thailand, di mana ada tom yum sup dan teman-temannya. Lagi, petugasnya juga orang Indonesia yang berbagi cerita ke kami. Dan selama di Malaysia, semua menu pasti ada telur dadar. Permintaankah? Itu yang jadi pertanyaanku. 

Sebelum ke hotel, kami mampir ke sebuah pasar malam untuk beli tas, gantungan kunci, kaos sebagai oleh-oleh. Aku sempat beli tas yang dijual oleh orang India. Aku tawar, ternyata bisa. Lumayan sekali, penjualnya terbatas, tapi bisa ditawar. Di tempat lain, penjualnya banyak, tapi tidak bisa ditawar. 

Sampailah kami di hotel, satu hal yang membuatku kaget. Teh tarik siap seduh yang ku taruh di meja rias hilang, sudah ku cari ke mana-mana tak ada. Benar Ibu, harusnya aku membeli satu lagi. Apakah diambil petugas? Ya sudah, aku ikhlaskan saja, walau tidak ada di Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun