Mohon tunggu...
Yovita Nurdiana
Yovita Nurdiana Mohon Tunggu... Penulis - Purchasing, pembaca mata dan penulis nama seseorang di setiap tulisannya

Membaca sambil mendengarkan musik favorit

Selanjutnya

Tutup

Diary

Aku Rela, Tapi Jangan Manfaatkan Aku!

1 September 2024   15:24 Diperbarui: 1 September 2024   15:25 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata ada juga orang yang memanfaatkan kekurangan orang lain, entah itu orang terdekat atau bukan. Seperti di sinetron, seorang anak memanfaatkan kekurangan orang tua atau sebaliknya. Ternyata aku pernah bertemu dengan dua orang lansia yang mungkin diperlakukan seperti itu, tapi kepastiannya aku tak tahu.

Pertama, aku mendapat cerita dari temanku yang kebetulan tetangga dari Bapak yang aku temui. Bapak itu seorang difabel, dahulu berjualan koran dan sekarang mengemis di jalanan. Bapak itu sering kepasanan dan kadang berjalan meminta uang dengan kesulitan. Aku lihat beberapa minum atau makanan atau uang seringkali diberikan ke Beliau, tapi yang Beliau dapatkan diambil oleh anaknya, begitu ceritanya.

Lalu di daerah itu juga aku temui seorang Ibu yang tidak dapat melihat, berjalan berdua dengan seseorang yang masih muda, mungkin seumuran anaknya. Aku pikir hanya jalan saja, tetapi mereka masuk ke warung makan untuk mengemis dan pemilik warung makan juga tak memberinya sedekah. Jika Ibu itu juga dimanfaatkan, sungguh kasihan, waktu itu panas matahari sungguh menyengat.

Waktu aku di rumah sakit, aku melihat seorang yang difabel, memakai kursi roda dan diantar oleh Ibunya, wajah mereka mirip. Ibunya dengan sangat hati-hati saat mengambil dan memasukkan anaknya itu ke dalam sepeda motor yang sudah dimodifikasi agar bisa bersebelahan dengan sang buah hati yang memakai kursi roda. Sungguh hebat si Ibu, tidak menggantungkan orang lain dalam melayani anaknya. Rela bersusah payah menemani anaknya.

Ada cerita yang aku dengar dari Ibu, tentang seorang anak yang dulu tidak menjadi seorang atlet, hanya seorang pelajar. Beberapa tahun lalu, anak itu dan kedua orang tuanya kecelakaan, dengan berat hati, sang anak mengalami kelumpuhan. Tapi kabar baiknya, anak itu sekarang menjadi seorang atlet panahan yang keliling dunia, dan beberapa kali mendapat medali. Ya, ternyata di balik kesedihan datang juga kegembiraan, walau di awal kedua orang tuanya sangat sedih, tapi sekarang bisa sedikit bangga dengan prestasi si anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun