Mohon tunggu...
Yovita Nurdiana
Yovita Nurdiana Mohon Tunggu... Penulis - Purchasing, pembaca mata dan penulis nama seseorang di setiap tulisannya

Membaca sambil mendengarkan musik favorit

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Thailand Sungguh Menawan

18 Agustus 2024   22:39 Diperbarui: 18 Agustus 2024   23:29 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
di depan Hotel Thailand (sumber gambar : dokpri) 

Melihat temanku ke beberapa negara, salah satunya negara yang pernah ku kunjungi, membuatku ingat pada waktu aku dan teman-teman berkunjung ke sana di bulan November 2019. 

Negara yang satu ini memang tak membuat bosan, temanku yang dulu ke sana dan saat ini kesana lagi. Begitu juga aku, ingin ke sana lagi. Ya, negeri gajah putih, Thailand. Ada yang pernah? Gimana rasanya ke sana? Kalau aku memang dari dulu ingin ke sana, akhirnya juga sampai, bersama rombongan sebuah anggota koperasi.

Hari pertama berangkat dari bandara di Yogyakarta siang hari, transit ke bandara Kuala Lumpur. Menunggu di sana selama beberapa jam dan ada perbedaan waktu satu jam. Sore harinya kami terbang ke Bandara Thailand, sampai sana hampir tengah malam. 

Aku sempat heran, saat itu tersedia air keran yang bisa diminum di bandara. Setelah melewati proses, kami sudah dijemput sebuah bus dan seorang tour guide yang pandai berbahasa Indonesia. 

di depan Hotel Thailand (sumber gambar : dokpri) 
di depan Hotel Thailand (sumber gambar : dokpri) 

Kami menuju hotel yang lokasinya di dekat jalan raya. Aku hendak membeli peralatan mandi di warung sebelah hotel itu, seorang diri. Aku ingin belajar bahasa asing dengan praktek kedua kalinya setelah dulu aku praktek saat sekolah. 

Aku mencoba tanya dengan Bahasa Inggris, dan sang penjual tahu kalau aku bukan orang Thailand, sehingga nominal uang yang harus dibayar diketik dengan kalkulator agar mempermudah menyebutnya. 

Ada hal menarik di hotel, yang tidak tersedia kunci, tapi dengan kartu. Teman Ibuku yang kamarnya tak jauh dari kamar kami, meninggalkan kartu di dalam, dan pintu ditutup dari luar, dalam kamar tak ada penghuni dan mereka tak bisa masuk. Salah satu dari mereka lapor ke resepsionis dengan bahasa isyarat, alias tidak dengan kata, tapi seperti berpantomim. Senangnya, sang petugas tahu maksud si ibu dan membuka kamar mereka.

di Wat Arun (sumber gambar : dokpri) 
di Wat Arun (sumber gambar : dokpri) 

Hari berikutnya kami sarapan di hotel lalu menuju Wat Arun dengan naik perahu. Wat Arun itu adalah candi di tepi Sungai Chao Phraya di Bangkok. Sebelahnya terdapat beberapa pedagang oleh-oleh dan bisa berbahasa Indonesia. Ada juga penjual piring yang bergambarkan foto kita. Kami balik lagi dengan perahu menuju bus. 

Kami lanjut ke sebuah tempat penjualan perhiasan. Tak lupa kami membeli mangga muda di depan toko dengan beberapa bumbu tabur. Mangga itu sangat manis. Sepajang jalan, kami melihat bendera Thailand foto Raja Thailand.

Setelah itu kami makan siang di resto, makan siang shabu-shabu. Di depan resto, ada penjual makanan yang bagi kami masih asing, yaitu buaya guling. Menakutkan dan dari kami tidak ada yang beli, hanya memperhatikan dari dekat.

Siangnya kami ke Pattaya Floating Market. Penjual ada di atas air. Tempatnya juga luas, serta ada persewaan baju adat Thailand. Selain kuliner, beberapa orang menjual kaos, tas dan perhiasan. Aku membeli mango sticky rice, rasanya sama persis dengan di Indonesia. Harganya saja yang luar biasa.

di Phayamaimuang Resto (sumber gambar : dokpri) 
di Phayamaimuang Resto (sumber gambar : dokpri) 

Kami menuju hotel di Pattaya, sebelumnya, kami makan malam tom yum dll di Phayamaimuang Restaurant. Akhirnya kami sampai di hotel. Sebelumnya ada pilihan mau di hotel atau membayar lagi untuk nonton lady boy. 

Aku dan Ibu memilih di hotel dan jalan -jalan di sekitarnya. Di jalan kami bingung, karena semua tulisan adalah tulisan Thailand yang kami tidak tahu apa artinya. Modal nekat sih, beli martabak pisang  dan masuk minimarket seven eleven dengan Bahasa Inggris dan penjual paham. Kami seperti orang hilang, tapi lebih tertarik berjalan seperti ini sambil belajar berani.

Esok harinya kami sarapan di hotel. Ada aturan, tidak boleh meletakkan sendok sayur dan lauk di sayur atau lauknya, tapi di cawan di bawah yang tersedia. Tapi namanya manusia, ada juga yang keras kepala, sehingga petugas hotel harus selalu memantau. 

Hari ini piknik diawali ke Pantai Pattaya. Lalu kami menuju Kebun Raya Tropis Nong Nooch. Di sana melihat tanaman dan juga pertunjukan gajah seperti sirkus, serta pertunjukan dalam gedung, yaitu tari-tarian serta drama dengan pakaian adat Thailand. Makan siang pun kami di kebun itu dan bertemu rombongan orang Indonesia. Kami mengobrol sebentar. 

di Laser Budha (sumber gambar : dokpri) 
di Laser Budha (sumber gambar : dokpri) 

Kami menuju pabrik madu, melihat proses produksi dan mengikuti pengenalan produk. Lalu dibawanya kami ke showroom. Kami menuju ke Laser Budha, salah satu sisi perbukitan yang memang ada gambar budha. 

Setelah itu kami menuju ke tempat penjual minyak dan obat-obatan. Sebelumnya, kami harus mengikuti pengenalan produk yang pembicaranya juga pandai Bahasa Indonesia. Harganya memang mahal, tapi khasiatnya dan awetnya, itu yang kami pilih. 

Selanjutnya kami dibawa ke Silverlake Vineyard, yaitu kebun anggur. Lalu kami menuju resto seafood untuk makan malam, di mana semua pelayan menggunakan sepatu roda dalam melayani. 

Setelah itu kami menuju Asiatique, seperti pasar malam begitu. Berbagai macam kuliner dan juga oleh-oleh khas Thailand. Karena aku suka dengan Thai tea, aku mencoba membeli dan rasanya memang sama. 

Sebelumnya, kami juga berkunjung ke sebuah mall, yang bisa ditawar. Kami pun membeli pakaian yang harganya relatif murah, terutama bermotif gajah. Begitu juga dengan Asiatiques, yang dijual juga hampir sama. Kami juga mampir ke toko oleh-oleh khas Thailand, seperti Thai tea instan, dan juga mangga yang dikeringkan. Kami kembali menginap di hotel di Bangkok seperti hari sebelumnya.

di Bandara Kuala Lumpur (sumber gambar : dokpri) 
di Bandara Kuala Lumpur (sumber gambar : dokpri) 

Esok harinya kami sarapan dalam bus karena pagi buta kami harus ke bandara Thailand. Kami ditemani tour guide agar lebih mudah dalam komunikasi. Kami berpamitan menuju Bandara Kuala Lumpur untuk transit. Di sana aku membeli cokelat, teh tarik dan nasi lemak. Luasnya bandara membuat kami naik kendaraan di dalam bandara. 

Senang sekali rasanya, di luar negeri semua pengunjung toilet tertib untuk masuk sesuai urutan, yang dahulu masuk, adalah pemakai pertama. Tidak seperti di Indonesia yang kadang sulit urut masuk. Ada yang tertarik ke Thailand?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun