Aku ditantang pria idaman
Ia memintaku terbang ke peraduan
Satu keheranan dalam genggaman
Mengapa Ia memilih tempat tinggal setinggi bulan?
Sulit sekali jika berjalan
Sehingga aku memilih diantar angin topan
Lalu disapa awan
Mengantarku berjalan perlahan
Lelah ini tak tertahankan
Karena tak ku temukan delman
Akhirnya aku berhasil menemukan
Gelapnya tempat persinggahan
Hanya sebuah lilin sebagai panduan
Akhirnya ku bertanding dengan pahlawan
Siapa yang menang akan memiliki keabadian
Aku, aku yang telah memenangkan hatinya dengan berbagai rintangan
Lalu Ia mengambil telapak tangan
Menuliskan sebuah pesan
"Jangan pernah Kau menyimpan perasaan!
Maukah Kau ke pelaminan?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H