Mohon tunggu...
Yovita Nurdiana
Yovita Nurdiana Mohon Tunggu... Penulis - Purchasing, pembaca mata dan penulis nama seseorang di setiap tulisannya

Membaca sambil mendengarkan musik favorit

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku dan Cangkir Mungil

9 Juli 2024   12:33 Diperbarui: 9 Juli 2024   12:51 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cangkir (sumber gambar : cnnindonesia.com) 

Aku berjalan di heningnya malam
Menanti dia dengan sebuah cahaya temaram
Di mana Ia bersemayam?
Aku bukan cenayang, aku hanya kaum awam

Tak sengaja aku menginjak benda tajam
Ku lihat apa yang ada di bawah sepatu logam
Pecahan cangkir berjumlah enam
Siapa yang membawanya dengan mata terpejam?

Darahku tercecer di dekat kolam
Tapi laranya tak sebanding menyakiti kaum adam
Karena tulisanku tak mampu ku genggam
Sesalnya diri karena bermakna dalam

Lalu aku bertemu seekor burung hantu terseram
Kepala berputar dengan muka masam
Suaranya sangat mencekam
Ternyata ia mencium segarnya darah asam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun