Mohon tunggu...
Yovita Nurdiana
Yovita Nurdiana Mohon Tunggu... Penulis - Purchasing, pembaca mata dan penulis nama seseorang di setiap tulisannya

Membaca sambil mendengarkan musik favorit

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Hmmm... Cilok nan Lezat

30 Juni 2024   20:09 Diperbarui: 30 Juni 2024   20:24 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh menggiurkan bukan? Cilok dengan bumbu kacang yang kini merajalela dengan berbagai merk maupun tanpa merk, baik dengan gerobak kecil maupun gerobak besar, baik mangkal maupun berkeliling, dengan harga yang sangat terjangkau, terutama  untuk anak sekolah, sehingga tak jarang kita temui pedagang cilok mangkal di depan sekolah maupun di depan kampus. Kitapun bisa memilih berbagai macam bumbu, bisa bumbu kacang, kecap, sambal, saos, dan bubuk kering yang beraneka macam juga rasanya. 

Nikmat bukan? Senikmat hidup para pedagangnya, sekalipun jauh-jauh merantau dari kota lain dan membayar kontrakan bersama sesama pedagang cilok, mereka lebih suka tinggal di kota pelajar alias kota Yogyakarta sebagai kota sumber nikmat atau kota sumber rejeki. Pedagang pernah bercerita pada saya begitu, saat saya sempat mewawancarai sebentar saat membeli cilok langganan saya di depan SD, atau di seberang kantor saya. 

Masnya kelihatan sekali logatnya bukan dari Yogyakarta, itulah awal perbincangan kami, dan sedang sepi, sehingga kami bisa bertukar cerita. Rasanya yang nikmat sungguh menggoda yang lewat, tidak harus pelajar, tetapi yang berdatangan adalah masyarakat umum, mungkin tinggal di sekitarnya. Jika hari kerja, pembeli telah rela antri demi menunggu pembeli lain, karena yang dijual tak hanya cilok, ada batagor dan siomay juga. 

Sang penjual bercerita jika hasil penjualan di Yogyakarta sungguh luar biasa, dibanding di kota asal mereka yang mungkin kurang laku karena sudah menjamur dan memang sudah makanan khas daerahnya, sehingga masyarakat sana sudah bosan atau memang sudah tak penasaran dengan bentuk dan rasa. Yang membuat saya bangga dengan sang penjual, walau sang penjual sudah berpindah tangan, tetaplah tidak meninggalkan ibadah di saat hari Jumat, mereka pasti akan meninggalkan dagangan sejenak. Dahulu saya tidak tahu, kalau tidak diberitahu penjual sebelahnya. Doa memang tak pernah salah, bisa membuat nikmat yang sesungguhnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun