Kecenderungan atau sikap pemberitaan (tone) yaitu positif, negatif atau netral. Tone yang tidak terlalu serius dapat ditemukan dalam blog yang ditulis oleh jurnalis.
Objektivitas = cover both side, namun di era digital ini diperlukan cover multi side (semua sisi). Transparansi lebih tinggi dari objektivitas (ada hubungan atau tidak / posisi sebagai jurnalis). Hal ini dilakukan karena sebagai manusia/subjek kita tidak dapat menghindari kalau kita memiliki bias (kepentingan) dalam hal apapun.
Personal Website and Blogs
Panduan dari new york times, mereka memiliki internal etik. Jika wartawan menulis blog, mereka tidak diperbolehkan menulis hal-hal yang diliput secara profesional. Hal ini dikarenakan akan terjadinya salah persepsi pembaca.
User generated content = konten buatan pengguna
Publik atau user dapat membuat video dan komentar atas keinginan secara pribadi melalui media sosial. Ketika wartawan ingin mengutip konten yang dibuat oleh pengguna (blog, twitter, fb), wartawan harus melakukan verifikasi terhadap konten yang mereka kutip (asli atau palsu, yang menulis orang tersebut atau bukan). Para pembuat konten dilarang menggunakan nama samaran. Hal ini dilakukan untuk memudahkan verifikasi. Selain itu dalam hal komentar, terdapat komentar  yang dimoderasi maksudnya ada komentar yang langsung tayang dan ada komentar yang harus menunggu persetujuan. Jika ingin melakukan moderasi harus real time (tanpa jeda) biarkan user memoderasi dirinya sendiri. Jika ada hal yang melanggar dapat dilaporkan. User sendiri yang menyaring pemberitaan
Linking to offensive material
Tidak dapat dihindari bahwa setiap orang memiliki hak untuk menyebarkan informasi. Bahkan, informasi yang mengandung unsur gambar yang mengerikan sekalipun, seperti kecelakaan, korban bom bunuh diri dan lainnya. Jika terdapat gambar yang mengandung unsur tersebut, biasanya dalam jurnalisme online diberikan sebuah peringatan mengenai gambar sarkasme , Â hal ini dilakukan agar khalayak dapat bersiap-siap terlebih dahulu sebelum membuka link yang disebarkan.
In summary
Internet memudahkan setiap orang untuk melakukan plagiasi. Saat meliput dan menggunakan nama anonim, contohnya adalah nama anonim payung hitam yang menulis kebobokran tempo. Nama anonim itu sebisa mungkin harus didapatkan sumber (nama) aslinya. Sumber anonim dapat membuat khalayak percaya akan sesuatu yang belum diketahui kebenarannya. Prinsipnya jangan mudah percaya terhadap sumber anonim
Sumber ReferensiÂ
Adam, Mindy mc. 2012. Online Journalism part 1.[ppt].