Mohon tunggu...
Yovanda Noni Izabella
Yovanda Noni Izabella Mohon Tunggu... -

jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

“Niat Baik Akan Berbuah Kebaikan” Perjalanan Karier Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih

12 Juni 2012   16:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:03 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SIANG itu (10/10), pada peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2011 di Bogor, sebuah mobil sedan berwarna hitam metalik parkir di halaman Rumah Sakit Marzoeki Mahdi (RSMM). Dari pintu belakang mobil, turunlah perempuan berambut pendek mengenakan blazer berwarna abu-abu dengan senyum mengembang. Kedatangannya disambut meriah oleh 600 orang yang berada di sana. Bukan secara kebetulan, tapi memang sengaja menunggunya. Dialah Endang Rahayu Sedyaningsih, Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia (RI). Alunan gamelan tak henti-hentinya dibunyikan, saat langkahnya menyusuri karpet merah yang sudah disediakan panitia. Ia dipayungi dari sengatan sinar matahari layaknya ratu keraton. Namun ia tak memperhatikan semua penyambutan itu, ia lebih memperhatikan semua peserta Jambore Nasional Kesehatan Jiwa (Jamnas Keswa) yang ratusan pesertanya notabene pasien sakit jiwa se-Indonesia. Perempuan berdarah Banyumas, Jawa Tengah, ini merupakan salah seorang pencetus program bebas pasung para penderita gangguan jiwa se-Indonesia. Jabatan Menkes menjadi jalan untuknya, untuk meningkatkan kesehatan masyrakat. Ia sadar, bahwa ratusan juta masyarakat Indonesia menanti program-program kesejahteraannya. Secara perlahan tapi pasti, Endang mencetuskan program-program itu termasuk untuk peningkatan pelayanan kesehatan di seluruh provinsi. “Kesehatan mahal harganya, terutama masalah kejiwaan. Masalah kecil bisa jadi besar saat psikologi tak menerima keadaan. Hal ini akan menjadi sebuah permasalahan baru, untuk itu Kementerian Kesehatan pun tak ada hentinya meluncurkan program-program baru untuk kesejahteraan semua masyarakat Indonesia,” kata perempuan kelahiran Jakarta, 1 Februari 1955 itu. Sebelum menjabat sebagai Menkes, Endang bekerja peneliti di bagian Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan RI. Di sana ia memiliki perjalanan karier yang cemerlang, sehingga pada Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II, ia pun diberi amanat sebagai Menkes. Endang memulai kariernya setelah lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Februari 1979. Setelah itu, ia melanjutkan spesialisasi Kesehatan Masyarakat di Harvard School of Public Health di Boston, Amerika Serikat tahun 1992. Tak sampai di situ, ia berhasil meraih gelar doktor, di kampus yang sama dan lulus pada 1997. Ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Pusat Penelitian Biomedik dan Farmasi dan Pengembangan Program Departemen Kesehatan RI sejak 2007. “Itu adalah usaha dan cita-cita. Untuk masa depan, tentunya berlatar belakang niat menyejahterakan masyarakat,” terang mantan Direktur RSUD Tangerang itu. Perjalanan karier Endang di Departemen Kesehatan cukup panjang. Selepas kuliah di FKUI, Endang sempat bekerja di Rumah Sakit Pertamina Pusat (RSPP) Jakarta pada 1979-1980. Kemudian pada 1980-1983, Endang berangkat ke Nusa Tenggara Timur (NTT). Di sana, Endang menjabat sebagai Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Waipare, NTT. Lalu kembali bertugas di Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta pada 1983-1997. Tidak hanya di level nasional, karier Endang juga terbilang gemilang di kancah dunia. Di Badan Kesehatan Dunia (WHO), Endang memegang peranan penting. Dia menjabat penasihat teknis pada Departemen Penyebaran Penyakit dan Respons di Geneva, Swiss, tahun 1997-2006. “Semua usaha ada ganjalannya, tapi niat yang baik selalu berbuah kebaikan. Semua sudah diatur Yang Maha Kuasa, dan tak akan sia-sia,” jelasnya. Terbukti, karier Endang tak pernah berhenti, terutama saat menjadi koordinator riset Avian Influenza tahun 2006.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun