Mohon tunggu...
Yovanda FajriAripian
Yovanda FajriAripian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya merupakan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta program studi Jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bahaya Pornografi terhadap Kesehatan Remaja

8 Januari 2024   23:51 Diperbarui: 8 Januari 2024   23:55 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah telah membuat kebijakan tentang pornografi dengan dibuatnya UU no. 44 tahun 2008 yang berisi pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan pornografi. Dalam UU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) pasal 27 ayat 1 juga disebutkan bahwa setiap orang yang mendistribusikan secara sengaja muatan yang melanggar kesusilaan akan dikenakan pidana penjara selama 6 tahun atau denda sebanyak 1 milyar rupiah. Selain itu, pemerintah juga telah melakukan pemblokiran terhadap kata-kata yang mengandung unsur pornografi pada search engine seperti Google dan yang lainnya.

Selain pemerintah, elemen masyarakat juga turut berperan aktif guna pencegahan dampak buruk dari pornografi. Dalam keluarga orangtua wajib menjaga, memantau serta mengedukasi anak dalam menggunakan internet agar lebih bijak dan bisa menyaring konten-konten negatif yang akan berdampak buruk pada diri sendiri dan juga masa depan anak.

Dikutip dari jurnal Pornografi Pada Kalangan Remaja (Galih dan Nurliana: 2020),ada banyak faktor yang menyebabkan anak menjadi kecanduan pornografi tapia ada beberapa faktor lain yang dominan, yaitu

  • Kurangnya perhatian dan pendidikan agama oleh keluarga

Orangtua adalah tokoh percontohan oleh anak-anak termasuk di dalam aspek kehidupan sehari-hari tetapi di dalam soal keagamaan hal itu seakan-akan terabaikan, sehingga mudah untuk menerima hal buruk tidak terkecuali video porno.

  • Pengaruh lingkungan yang tidak baik

Manusia selalu melakukan adaptasi terhadap lingkungan untuk bertahan hidup. Sehingga keberadaan lingkungan akan sangat mempengaruhi individu di dalam lingkungan itu sendiri, ketika lingkungan hidup tidak baik maka individu-individu yang ada di dalamnya akan terpengaruh oleh keadaan ini.

  • Tekanan psikologi yang dialami remaja

Beberapa remaja mengalami tekanan psikologi ketika di rumah yang diakibatkan adanya perceraian atau pertengkaran orangtua yang menyebabkan anak tidak betah di rumah dan menyebabkan dia mencari pelampiasan untuk coba menghibur diri dan pada keadaan ini pengaruh negatif akan lebih mudah diterima daripada nasehat positif, seperti video porno.

  • Peranan media massa

Remaja adalah kelompok atau golongan yang mudah terpengaruhi, karena remaja sedang mencari identitas diri sehingga mereka dengan mudah untuk meniru atau mencontoh apa yang mereka lihat, seperti pada film atau berita yang bersifat kekerasan atau lain sebagainya.

  • Gagal dalam studi/pendidikan

Remaja yang gagal dalam pendidikan atau tidak mendapat pendidikan, mempunyai waktu senggang yang banyak, jika waktu itu tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya, bisa menjadi hal yang buruk bila ia berkenalan dengan hal-hal yang tidak baik untuk mengisi kekosongan waktunya dengan menonton video porno.

  • Perkembangan teknologi modern 

Dengan perkembangan teknologi dan komunikasi saat ini seperti mengakses informasi dengan cepat, mudah dan tanpa batas juga memudahkan bagi remaja untuk mendapatkan hiburan yang sebenarnya tidak sesuai dengan mereka, dengan mengakses situs pornografi melalui media internet.

Orangtua dapat mengenali ciri-ciri anak yang kecanduan pornografi melalui berbagai tanda. Pertama, anak lebih sering mengunci diri di kamarnya dengan laptop atau smartphone yang memungkinkan mereka mengakses konten porno. Kedua, mereka menunjukkan sikap waspada dan sensitif jika orangtua memegang atau memeriksa gawai mereka. Ketiga, anak yang kecanduan cenderung memiliki ketertarikan berlebihan untuk bertemu lawan jenis tanpa pengawasan. Keempat, mereka kerap melontarkan candaan vulgar kepada teman yang mengarah pada pornografi. Kelima, terjadi penurunan minat pada kegiatan positif seperti sekolah dan olahraga akibat lebih asyik mengakses konten porno. Dengan mengetahui ciri-ciri ini, orangtua dapat lebih waspada dan mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi kecanduan pornografi pada anak.

Kunci dari pemberantasan pornografi ialah semua elemen termasuk masyarakat bisa berkomitmen untuk bersama-sama melindungi masa depan anak negeri dari konten-kontek yang merusak masa depan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun