Mohon tunggu...
Lyfe Pilihan

Suryadi, Berbagi Ilmu Tak Mengenal Tempat

6 Mei 2016   22:22 Diperbarui: 6 Mei 2016   22:27 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada dua fase di Australia, fase kota dan fase desa. Disetiap akhir fase, para delegasi akan membuat pertunjukkan dalam farewell party.Jika biasanya Tari Saman merupakan tari tradisional yang sudah banyak dibawakan di kancah Internasional. Saat perpisahan di Australia, Suryadi, dengan bangga mempersembahkan Tari Tor-Tor sebagai tarian pamungkas yang ditarikan secara massal oleh para undangan.

manortor-massal-572cb609bc22bda90a1e800a.jpg
manortor-massal-572cb609bc22bda90a1e800a.jpg
Manortor Bersama Saat Farewell Party di Australia

Tari Tor-Tor yang memiliki arti memuliakan Sang penguasa alam, leluhur dan menghormati tamu ini, ditarikan bersama dengan para host family atau keluarga angkat, warga didaerah tersebut hingga para Kedubes dan Konsulat Jendral di Australia. Prestasi yang sungguh membanggakan bagi Suryadi dan juga bagi masyarakat batak, Provinsi Sumatera Utara.

Namun ada fakta menarik lain yang Suryadi dapatkan saat berada di Australia tentang Batak. Ternyata Batak tidak hanya ada di Indonesia saja. Di Australia, Batak merupakan nama  sebuah Game di Questacon, The National Science and Technology Center of Australia. Pembuktian Suryadi sebagai Pemuda Batak di Tanah Kangguru semoga dapat menginspirasi kita semua untuk selalu mencintai, bangga dan memperkenalkan budaya yang kita punya.

Sebagai delegasi Provinsi Sumatera Utara, Suryadi berkesempatan menjalani program magang dan menjadi asisten guru selama satu bulan di sekolah dasar Uladala Public School, New South Wales Australia. Selain itu, setiap hari Senin, Ia dan 17 delegasi lain dari Indonesia, juga melakukan school visit yaitu mengunjungi beberapa sekolah yang ada di Australia untuk memperkenalkan dan mengajarkan budaya Indonesia seperti lagu dan tarian Indonesia. Sungguh merupakan pengalaman yang sangat luar biasa dan membanggakan bagi dirinya untuk bisa berbagi dan memperkenalkan budaya Indonesia hingga ke luar negeri.

Selepas progam AIYEP di Australia, Suryadi dan para delegasi dari Indonesia dan Australia melaksanakan program di Pontianak. Kali ini, Ia mengajar di Lapas I B Pontianak khusus anak, selama satu bulan juga. Di dalam Lapas, Suryadi dan partnerby dari Australia, Codey Larkin mengajar banyak hal, Salah satunya yang pasti bahasa Inggris. Namun bukan hanya pelajaran akademis saja, banyak hal menarik yang dilakukan di lapas. Seperti belajar memasak, nonton film, kelas public speaking, kelas motivasi, dan kelas kesenian. Selain itu, pada setiap hari Jum’at, ada kelas olahraga yang merupakan momen semakin akrabnya Suryadi dan murid-muridnya di lapas.

Ketika ditanya pendapatnya tentang pemuda-pemudi yang ingin berbagi namun masih malu dan segan untuk memulai, dengan tegas Suryadi berkata “Jangan malu untuk memulai, Mau berbuat baik kok malu?”.

Suryadi terus berbagi ilmu dimanapun Ia berada, karena Ia sadar Mengajar adalah cara belajar terbaik. Dan seperti kata Bapak Anies Baswedan, bukankah pendidikan adalah kewajiban bagi setiap terdidik? Jadi Mari yuk berbagi ilmu untuk pendidikan Indonesia yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun