Jerman baru saja menghelat pesta demokrasi, yaitu pemilihan komunal tanggal 6 Maret 2016. Sekitar 13 partai besar dan 23 partai minor berjuang untuk memperoleh suara dan kursi di parlemen di tingkat negara bagian dan  federal (Bundestag).
Ada beberapa kejutan yang terjadi pada perhitungan suara. Partai-partai sayap kanan (atau ultra-nasionalist) memperoleh peningkatan suara yang signifikan. Memang perolehan suara tertinggi diprediksi masih dikuasai partai kuat seperti CDU dan SPD, namun partai-partai berhaluan kanan, seperti NPD dan AfD memperoleh peningkatan yang signifikan. Seperti terlihat di grafik dibawah, meski hanya dalam lingkup kecil seluas Landkreis Giessen, namun diprediksi secara nasional tidak akan jauh berbeda.
Diduga, fenomena diakibatkan oleh meningkatnya sentimen negatif terhadap gelombang pengungsi dari wilayah konflik Timur Tengah dan Afrika Utara. Hasil pemilu yang sama juga terjadi di Polandia dan Perancis baru-baru ini. Namun, tetap saja untuk kota seperti Giessen yang dikenal sangat welcome dengan pendatang, hasil yang dicapai AfD ini sangat mengejutkan. Apakah nantinya Giessen ini akan semakin anti dengan imigran?
[caption caption="Hasil pemilihan komunal di Giessen tahun 2016 (Sumber: Giessen.de)"][/caption]
Bagaimanapun juga, inilah hasil dari pilihan rakyat Jerman. Kita tidak perlu ikut campur. Untuk pembahasan selanjutnya, biarlah ini menjadi tugas pengamat politik Jerman.
Namun ada satu hal yang menarik perhatian saya. Ada satu partai di Jerman yang menjadi perhatian saya, yaitu: Piratenpartei Deutschland (disingkat dengan Piraten). Bila diterjemahkan, partai ini berarti partai perompak. Saya sempat berpikir, partai apaan ini? Partai yang anggotanya memiliki nenek moyang seorang pelaut?
Setelah googling, ternyata memang ada partai perompak sejak September 2006. Partai ini memiliki hubungan dengan partai perompak di Swedia dan bagian dari Partai Perompak Internasional (International Pirate Party).
Menurut ahli teori politik, Oskar Niedermayer, partai ini melihat dirinya sebagai bagian dari gerakan internasional untuk membentuk apa yang disebut dengan revolusi digital, untuk kemudian menuju dengan apa yang disebut sebagai masyarakat informasi (information society). Mereka fokus pada kebebasan dalam berinternet dan menolak campur tangan pemerintah. Pandangan ini menarik minat banyak kaum muda.
Ideologinya adalah politik perompak, sosial-liberalisme, dan anti korupsi. Partai ini mendukung privasi sipil dan reformasi hak cipta (terutama film dan musik), pendidikan, paten genetis dan kebijakan obat-obatan. Mereka juga mendorong transparansi pemerintah dengan menerapkan tata pemerintahan open source yang memungkinkan setiap warga negara dapat memonitor pemerintah dengan bebas.
Saat ini partai ini masih belum berbicara banyak. Pada pemilu sebelumnya (2011), secara total mereka hanya memiliki 44 kursi di 4 parlemen negara bagian (Berlin, North Rhine-Westphalia, Saarland, dan Schleswig-Holstein) dan 1 kursi di parlemen Eropa. Di Giessen untuk pemilu 2016 ini, mereka hanya memperoleh 2.2 persen (1 kursi). Meski perolehannya kecil, tetapi mereka cukup stabil.
Yang masih menjadi pertanyaan bagi saya, apakah partai ini mendukung open source bagi sumber-sumber ilmu pengetahuan seperti buku digital dan jurnal-jurnal internasional? Kalau iya, saya dukung deh.