Mohon tunggu...
Nina
Nina Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Satu Anak

Ibu satu anak yang senang berpetualang keliling kota dan menulis cerita di andrewandme.blogspot.com. Join our dates at IG @DateWithDudu / #DateWithDudu. Sherlockian. ELF. My heart draws a dream.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bubble Wrap dari Packaging Ternyata Banyak Gunanya

9 Maret 2022   14:55 Diperbarui: 22 Maret 2022   18:02 1623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi membuat kita jadi lebih sering belanja online. Tinggal klik lalu barangnya datang ke rumah. Buat yang senangnya jalan ke mall seperti saya, pindah ke belanja online membutuhkan waktu karena barangnya tidak ada di depan muka, tidak bisa dipegang dan butuh waktu untuk sampai ke tangan saya. Perasaan senang karena membawa kantong belanjaan pulang dari mall agak sulit untuk digantikan.

Ketika saya mendapatkan pekerjaan di e-commerce, saya jadi belanja online. Lalu pandemi datang dan belanja online jadi solusi untuk saya yang bekerja dari rumah. Kalau dulu bisa mampir mall, mampir supermarket sepulang kantor, sekarang keramaian dan tempat umum menjadi destinasi paling dihindari. 

Belanja online tidak membuat saya waspada takut tertular virus. Bukan hanya saya, tapi orang tua saya pun mulai belanja online. Satu hal yang tidak saya sangka adalah jumlah kardus dan plastik di rumah yang muncul sejak belanja online jadi kebiasaan.

Lalu bagaimana biar nggak jadi limbah?

Saya pernah baca saran "reuse before recycle." Coba dipikirkan apa bisa digunakan sendiri dulu sebelum memutuskan untuk daur ulang (atau dibuang)

Karena saya juga jualan online dan sering daftar untuk donasi online juga, jadi saya sering kirim barang. Bubble wrap dan kardus yang saya dapatkan dari belanja online biasanya saya simpan untuk pengiriman lagi jika masih bersih dan layak. Atau saya berikan ke tukang sampah langganan yang mengumpulkan kardus. 

Selain hemat, juga mengurangi sampah. Buat yang tidak jualan online, bubble wrap-nya bisa diberikan ke teman yang membutuhkan. Saya pernah ada masanya sering belanja online, bubble wrap menumpuk di rumah. Soalnya saya kalau buka packaging (termasuk kado) biasanya seniat wrapping-nya. Jadi bubble wrap-nya suka masih utuh haha.

Masih penasaran, masa sih cuma bisa buat packing aja? Ketika googling fungsi bubble wrap, ada beberapa kegunaan, selain dipencet-pencet untuk menghilangkan stress, yang bisa diaplikasikan ke kehidupan sehari-hari.

Pertama digunakan untuk membungkus makanan biar tetap hangat kalau mau dibawa bepergian. Daripada dibungkus plastik biasa, makanannya dibungkus bubble wrap dulu. Begitu juga sebaliknya, kalau membawa yang dingin dari supermarket ke rumah, membungkus dengan bubble wrap konon bisa memperlambat cairnya makanan beku.

Kedua mencegah kulkas frosting. Daripada capek-capek membersihkan bunga es, ada yang menyarankan untuk memotong bubble wrap dan menjadikannya tatakan laci di kulkas. Di negara dengan musim dingin, bubble wrap sering digunakan untuk melindungi tanaman luar ruangan dari bunga es dan hawa dingin.

Ketiga, bubble wrap bisa digunakan untuk menghalau debu serta mencegah tas dan sepatu menjadi rusak karena lembap. 

So, next time dapat bubble wrap dari belanja online shop, udah tau kan bisa dipakai jadi apa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun