Mohon tunggu...
Nina
Nina Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Satu Anak

Ibu satu anak yang senang berpetualang keliling kota dan menulis cerita di andrewandme.blogspot.com. Join our dates at IG @DateWithDudu / #DateWithDudu. Sherlockian. ELF. My heart draws a dream.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Menjadi Relawan?

12 Februari 2022   09:15 Diperbarui: 12 Februari 2022   09:18 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apa yang lo dapet dari bantu-bantu begitu sih?"

Tanya seorang teman, yang adalah seorang pegawai startup penikmat lemburan buat bayar cicilan.

"Personal CSR."

"Kan nggak dapet duit. And you have a son who's going to college soon."

"Ya, buat gue ini termasuk sedekah sih. Kayak give back to society gitu."

(maafkan gaya percakapan anak Jaksel ini ya haha)

Sebenarnya yang si teman bilang ini ada benarnya juga. Saya sudah tidak di posisi bisa lompat-lompat karir untuk naikin salary, alias umurnya sudah banyak haha. Uban juga sudah mulai mendominasi rambut. 

Tapi ketika punya waktu lebih, saya malah jadi relawan. Atau volunteer, begitu saya menyebutnya karena 'relawan' biasanya identik dengan yang bantu-bantu di daerah bencana dan bukan karena alasan pribadi. Atau saya juga sering bilangnya personal CSR. Kenapa?

Pertama, saya belajar hal yang benar-benar baru. Semacam kuliah lagi tapi langsung praktek. Pekerjaan adalah pekerjaan, dan kalau mau menawarkan jasa freelance juga sebaiknya saya memiliki kompetensi dan pengalaman di bidang tersebut. Makanya jadi relawan ini adalah sarana saya untuk belajar skill yang benar-benar tidak nyambung dengan pekerjaan maupun latar belakang pendidikan saya. 

Kedua, saya dapat network dan kenalan baru. Even better, di bidang yang emang saya ingin pelajari (terkait poin pertama tadi). Dari sini, ada lebih banyak lagi yang bisa kita dapatkan karena setiap kenalan dengan orang baru, ada cerita baru yang bisa didengar. Syukur-syukur bisa membuka jalan untuk karir dan pekerjaan saya selanjutnya.

Ketiga, give back to society. Mengingat belum bisa sedekah dalam bentuk uang, sedekah dalam bentuk waktu dan tenaga jadi alternatifnya. Apalagi karena tujuan utama saya jadi relawan adalah belajar, waktu dan tenaga juga lebih bermanfaat daripada donasi uang. Belum lagi kalau memang saya jadi relawan di bidang yang saya minati atau memang ada cause yang saya perjuangkan. Jadi dobel-dobel bahagianya.

Volunteering waktu dan tenaga membuat saya sadar bahwa di beberapa kasus, keberadaan kita, misalnya sebagai fasilitator acara atau admin WA grup acara online komunitas, ternyata lebih dibutuhkan oleh lembaga/komunitas tempat kita bergabung. So, it's a win-win solution juga buat saya.

Saya sering menyarankan volunteering, untuk teman-teman saya yang kebingungan mencari kegiatan atau ingin menemukan teman baru. Nyemplung langsung ke lapangan memberikan kepuasan tersendiri untuk saya, memberikan 'sense of purpose' yang bukan hanya soal cari uang, terutama ketika saya lebih banyak di rumah saja depan laptop selama pandemi ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun