***ORIGINAL POST by YOUNG ON TOP -Â youngontop.com
Adanya pandemi Covid-19 ini berimbas pada kondisi finansial atau keuangan. Karena, banyak pekerja yang harus dipotong penghasilannya hingga harus kehilangan pekerjaannya. Dengan adanya kondisi yang tidak kita inginkan ini, tentunya mengharuskan kita mengatur keuangan dengan bijak, khususnya untuk anak muda.
Untuk membahasnya lebih lanjut, yuk kita simak obrolan Young On Top bersama Tejasari CFP, Financial Planner.
Bagaimana cara atau tips mengatur keuangan untuk anak muda saat pandemi covid-19?
Menyikapi masa pandemi Covid-19 tentunya kita perlu memiliki pengelolaan keuangan yang sedikit berbeda dibandingkan kondisi biasa. Mengutamakan pengeluaran rutin dan pembayaran cicilan dan mengurangi pengeluaran yang konsumtif.
Tentu saja kita perlu memilah pengeluaran apa yang sebaiknya dikurangi dan malah di-stop dulu. Karena ada pengeluaran lainnya yang lebih diutamakan, malah jadi lebih besar dari biasanya seperti pengeluaran untuk membeli vitamin dan makanan bergizi.
Menjaga keuangan kita dalam bentuk yang likuid dalam bentuk tabungan dengan jumlah yang cukup untuk pengeluaran keluarga setidaknya 3 bulan ke depan.
Memastikan asuransi kesehatan keluarga dan asuransi jiwa bagi kepala keluarga tetap berjalan dan tidak ada masalah apabila ada kebutuhan untuk penggunaan asuransi atau klaim asuransi.
Pengeluaran apa yang harus dihindari/dipotong saat pandemi ini?
Pengeluaran pribadi yang bukan pengeluaran rutin dan wajib perlu dikurangi dan dipilah-pilah. Misalnya:
- Biaya ke salon
- Membeli pakaian, tas, sepatu
- Hobi
- Kosmetik / parfum
Pengeluaran apa yang harus diutamakan oleh anak muda? Dana yang ada sebaiknya dialokasikan kemana?
Pengeluaran yang perlu diutamakan saat ini adalah
- Membayar cicilan hutang KPR atau cicilan mobil, atau cicilan lainnya yang rutin setiap bulan
- Membayar asuransi kesehatan dan jiwa yang sudah rutin setiap bulan
- Membeli makanan yang bergizi
- Membeli vitamin untuk meningkatkan kesehatan
- Membeli kuota internet untuk tetap bisa terkoneksi dengan tempat kerja
- Membayar pengeluaran rutin seperti listrik, telpon, air dll
Dana yang ada dan tidak digunakan bisa kita alokasikan untuk
- Menambah dana darurat
- Tabungan
- Investasi
- Kegiatan sosial
Bagi mereka yang punya cicilan tiap bulannya, langkah apa yang harus dilakukan?
Cicilan yang sudah berjalan secara rutin, sebaiknya tetap dibayarkan dan dibudgetkan setiap bulannya.
Akan tetapi, kalau ternyata penghasilan kita mengalami penurunan, maka kita perlu melakukan restrukturisasi hutang atau mengatur pembayaran cicilan disesuaikan dengan kondisi keuangan kita saat ini.
Lalu untuk mereka yang dirumahkan, langkah apa yang pertama harus dilakukan dengan keuangan yang ia miliki?
- Membuat catatan pengeluaran secara detail, terutama untuk pengeluaran rutin dan mendasar
- Membuat prioritas dari daftar pengeluaran tersebut
- Mencoret pengeluaran yang tidak penting dan mengurangi pengeluaran lainnya yang juga tidak terlalu penting.
- Membuat jadwal belanja kebutuhan misalnya hanya seminggu sekali, lengkap dengan list kebutuhan per minggu dan perkiraan harganya.
Adakah presentase khusus untuk pengeluaran saat pandemi ini?
Pengeluaran kebutuhan mengalami perubahan misalnya
- Cicilan hutang 30% --> tetap
- Tabungan 10% --> ditingkatkan
- Pengeluaran rutin keluarga 40% --> tetap
- Pengeluaran pribadi dan konsumtif 20% --> dipindahkan ke tabungan / investasi / dana darurat / sosial
Apa rencana jangka pendek dan jangka panjang yang harus disiapkan oleh anak muda terkait keuangan di saat pandemi? Bagi yang dirumahkan dan juga dipotong penghasilannya mengingat berkurangnya penghasilan yang didapatkan ke depannya
Bagi yang mengalami pengurangan penghasilan, maka strategi jangka pendek dan jangka panjang adalah sebagai berikut:
Strategi jangka pendek
- Menghitung budget pengeluaran yang efisien, hemat dan tidak berlebihan
- Mengatur pembayaran cicilan, misalnya merubah jangka waktu lebih panjang, sehingga cicilannya bisa lebih kecil.
- Lebih mengutamakan cash dalam bentuk tabungan dan menunda rencana investasi yang tidak likuid.
- Membuat bisnis untuk menambah penghasilan, dengan jenis bisnis yang sedang dibutuhkan dengan memperhatikan kebutuhan modal yang tidak besar dengan perputaran yang baik.
Strategi jangka panjang
- Menggunakan waktu untuk mempelajari kebutuhan pengembangan diri di masa depan, bisa dalam bentuk menambah ilmu sebagai modal dalam meningkatkan kemampuan dalam bekerja. Bisa dalam bentuk mempelajari investasi yang tepat, sehingga saat kondisi perekonomian membaik kita bisa memilih produk investasi yang tepat. Bisa juga dalam bentuk mempelajari bisnis yang tepat buat kita, apabila kita tertarik untuk berbisnis di masa depan.
Bagaimana cara memulai ketika melakukan perencanaan ulang?
- Membuat daftar aset dan hutang yang dimiliki
- Membuat daftar pengeluaran rutin bulanan dan tahunan atau pengeluaran lainnya
- Membuat tujuan keuangan keluarga yang prioritas
- Membuat rencana pengeluaran rutin untuk jangka pendek
- Membuat rencana untuk mencapai tujuan keluarga
Lalu bagaimana untuk keluarga muda yang cara mengatur keuangan di era covid sementara biaya cicilan 30% dari gaji?
Untuk pengaturan cicilan, apabila kondisi keuangan saat ini tidak memungkinkan karena pemasukan berkurang, bisa melakukan beberapa alternatif
- Menghubungi pihak Bank untuk merubah jangka waktu menjadi lebih panjang, sehingga pembayaran bulanan nya menjadi lebih kecil
- Mengajukan proses relaksasi pembayaran cicilan ke Bank, apabila kondisinya dapat disetujui oleh Bank, bisa dilakukan negosiasi untuk sistem pembayaran selanjutnya
- Mengurangi pengeluaran lainnya, agar bisa dialokasikan dan difokuskan untuk bisa tetap membayar cicilan hutang.
Perencanaan keuangan apakah yang bisa dipelajari dari adanya pandemi ini khususnya pentingnya menyiapkan dana darurat
- Memiliki dana darurat minimal 3x pengeluaran rutin, semakin besar semakin baik
- Memiliki asuransi kesehatan untuk seluruh keluarga dan asuransi jiwa untuk kepala keluarga
- Memiliki komposisi portofolio untuk jangka pendek dan jangka panjang. Dimana untuk jangka pendek, ditempatkan pada alokasi investasi yang likuid
- Memiliki komposisi portofolio aset likuid dan tidak likuid yang sehat, dengan komposisi aset likuid setidaknya 15% dari total aset.
Nah itu dia pembahasan mengenai tips mengatur keuangan saat pandemi dari Young On Top bersama Tejasari CFP, Financial Planner. Dari sini kita bisa ambil kesimpulan bahwa perencanaan keuangan itu sangat penting, khususnya untuk jangka panjang. Karena, kita gak akan tau apa yang akan terjadi ke depannya. Semangat! Semoga kita semua bisa melewati pandemi ini dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H