Mohon tunggu...
Ayu Sholah
Ayu Sholah Mohon Tunggu... -

hamba Allah yang berkontribusi, I dedicate my life to what? To my country. To what? To my idealism. To what? To God.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hanya Kontribusi Kecil

9 April 2012   04:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:51 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, dari pagi hingga siang yang saya rasakan hanyalah sebuah ke-tak-bergunaan. Di perjalanan dari rumah menuju ITS saya melihat begitu banyak manusia-manusia yang kekurangan dari segi fisik maupun (kelihatannya) ekonomi. Kasihan, hanya itulah yang dapat saya ucapkan atau lebih tepatnya saya lakukan, hanya berkata “kasihan” tanpa berbuat apapun. Miris melihat diriku sendiri. Hingga ketika sampai di M-Web untuk mengerjakan tugas wahana ITS EXPO, rasa itu masih terbawa. Bahkan energi negatif itu membawa temannya pula. Entah bagaimana ceritanya saya seperti orang asing di tengah orang-orang yang aku kenal, aku seperti tidak dibutuhkan disana. Jadilah aku adalah emosiku. Sudah kucoba untuk tetap menjadi seorang ayu dan melepaskan energi negatifku dengan ikhlas, tapi tidak bisa. Sedih. Sedih sekali rasanya, saya melakukan sesuatu disana, saya menghasilkan sesuatu disana. Tapi saya seperti tidak melakukan apapun.

Adzan dhuhur memanggil. Nggak begitu lama, saya dan kedua teman sejurusan yang ada disana berangkat menuju Masjid Manarul ITS. Sebelum shalat, kami sempat membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan angkatan yang tidak bisa saya ceritakan secara detail disini. Yang pasti karenanya, saya mengkhawatirkan diri saya sendiri. Saya mulai bertanya, apakah saya disukai oleh kawan-kawan saya? Atau malah tidak??!

Untung saja setelah shalat dan berdiam diri sejenak di lantai 2 Masjid, saya menjadi tenang. Lalu setelah kembali ke M-Web, saya tanyakan kepada salah seorang teman saya tentang yang sedari tadi saya pikirkan:

“eh kalo aku gimana ya? Kok rasanya aku sendiri kayak banyak yang nggak suka..”

(mengapa hal ini terpikir? Karena dulu pernah salah seorang teman berkata kepada saya: aku tau kamu itu kritis punya banyak pemikiran, tapi ya nggak gitu juga. Kamu kayak selalu kontra, setiap ada sesuatu pasti kamu tentang.

Karena itu yang menurut saya benar, kawan)

Temanku itu berpikir sejenak, lalu berkata (kira-kira dalam bahasa Indonesia seperti ini):

“hah, ya tidaklah. Aku masih ingat lho, dulu waktu awal-awal kamu pernah memotivasi aku yang masalah praktikum itu..”

Cliiiinnggggg…

Begitu banyak bunga yang keluar dari hatiku hingga aku tak bisa bernafas waktu itu. J

Sebuah kelegaan yang luar biasa berangsur-angsur munculyang kemudian memutar kembali kejadian-kejadian di waktu yang lalu. Saya sudah melakukan sesuatu. Saya pernah memotivasi teman-teman ketika mendapatkan masalah, memberi saran. Saya pernah membantu mereka. Saya pernah mendengar keluhan mereka. Saya selalu mendukung mereka. Saya selalu membela mereka. Saya pernah mengajarkan drama dan menggambar di sebuah taman baca. Saya pernah turut mendukung kawan-kawan mahasiswa dalam aksinya menolak kenaikan BBM walau hanya sebentar. Saya pernah membantu orang-orang yang saya anggap membutuhkan. Saya pernah melakukan sesuatu. Saya berguna.

Jangan pernah mengatakan kau tidak pernah melakukan apapun ayu sholah. Kamu sudah memberikan banyak hal untuk sekitarmu. Dan sekarang saatnya melakukannya lagi bahkan jauh lebih besar lagi. Untuk dapat menanamkan perubahan di NKRI pun butuh hal-hal kecil pula bukan?

Tersenyumlah wahai seorang manusia ciptaan Allah SWT, kau bebas dan punya potensi tanpa batas. Tengoklah keatas, lihatlah visimu yang masih butuh tekad dan perjuangan-perjuangan besar. Memandang dirimu sebagai seorang yang tak pernah melakukan apapun hanya akan membuatmu menjadi kecil. Ingatlah kamu adalah orang besar yang dibutuhkan. Lakukan hal-hal positif sekecil apapun, dan janganlah berhenti.

Pesanku, ketika suatu saat nanti hambatan-hambatan datang dan melukaimu, maka menangislah, obati lukamu, istirahat sebentar, dan berlarilah lagi.

Karena..

Begitu banyak rakyat kecil yang uang sudah tak punya, keadilan pun tak dapat..

Maka teruslah berlari

Teruslah teteskan keringat perjuanganmu

Demi sebuah senyuman kecil

Oleh ratusan orang

Yang kau sembuhkan lukanya

Ingat ayu,

ketika kamu memang tidak dapat melakukan sesuatu,

maka berteriaklah,

ketika tidak bisa berteriak,

maka bicaralah,

ketika tak bisa bicara,

maka menulislah dan sadarkan orang-orang di sekelilingmu..

8 April 2012 di ruang tamu 6.54 PM

ditemani peterpan - Semua tentang kita

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun