Adanya pandemi ini memaksa kaki yang biasa melangkah hanya bisa bertahan di dalam rumah. Namun, masih saja teringat kepingan perjalanan ke tanah boyolali tiga tahun lalu, kita bertiga belas bersekongkol untuk memulai perjalanan yang telah di rekomendasikan, eh direncanakan ke gunung merbabu yang konon katanya dan ceritanya dan mitosnya punya keindahan dari beberapa sudut pandang berbeda. Rencana ini pun didukung jadwal rekan rekan yg ternyata memang tidak ada jadwal alias semi nganggur.
Waktu telah ditentukan dan palu telah di ketok, kita akan berangkat pada hari sabtu 15 april 2017 jam 21.00 , meeting point telah ditandai di terminal bunder Gresik, tempat biasa bus jurusan terminal bungurasih akan mengambil jedah. Kita serentak duduk ditepian jalan diatas pembatas taman buatan milik pertamina, sambil menikmati obrolan ringan khas anak pabrikan. Menunggu dan menanti bis yang kami harapkan tak kunjung muncul, sehingga membuat kami kehabisan tema obrolan yg memang dari awal tak ada temanya.Â
Akhirnya,, tin tin, suara klakson bus yang legendaris terdengar dari arah selatan kalau di cek pakai kompas. Kami menyiapkan tas untuk bergegas naik ke dalam bis yg penuh sesak karena memang bis ini dari semarang jalannya dan bungurasih adalah pemberhentian terakhir.
Sampai di bungurasih kami langsung menuju ke lantai atas untuk menuju pintu keberangkatan sambil cek biaya ongkos naik bus di papan petunjuk trayek. Kita melangkah pelan menuju lubang,eh haduh,, pintu keberangkatan bus yang menuju terminal tirtonadi solo, segera saja tanpa ragu aku menaiki bis yg sudah mau berangkat, tidak lupa minum antimo untuk antisipasi halangan unfaedah.Â
Seperti yg kita ketahui, bus ekonomi meluncur dengan keahlian driver diatas rata", salip kiri salip kanan, hantam kiri hantam kanan,menakjubkan kita sampai tujuan tanpa terluka meski sempat kejedok ketika rem dadak.
Sampai di solo, tirtonadi subuh ini masih sunyi namun sudah nampak aktivitas beberapa transportasi, setelah sholat kita lanjutkan lagi perjalanan menuju boyolali menggunakan bis mini, yang tentunya sesak dengan warga setempat yang akan menuju ke pasar untuk belanja atau berjualan ke pasar. Sesampainya di boyolali(saya lupa nama tempatnya) kita sudah dijemput elf yg tentunya memang sudah kita pesan dri awal. Dan,,, bersambung..
Untuk tanya-tanya bisa di ig @angga_yus 😅
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H