Mohon tunggu...
Arya Dwi Pangga
Arya Dwi Pangga Mohon Tunggu... Lainnya - Menualah dengan cerita

Jika ditanya apakah saya orang sukses? ma.af untuk sa.at ini belum, tapi kita lihat nanti!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hanya Celoteh Biasa

22 Desember 2015   14:42 Diperbarui: 22 Desember 2015   14:42 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="penanggungan"][/caption]

 [caption caption="penanggungan"][/caption]

 

 Semua terasa kerdil dengan pemikiran dunia ini adil, tak ada suara jika tak ada yg bicara, tak ada yang menang jika tak ada yang kalah, tak ada sedih jika tak ada yang bahagia. Semua berjalan biasa saja bagi yang berkuasa, sementara para pecundang hanya bisa duduk tersudut sambil mengangguk seperti sekumpulan pohon bambu yang terombang-ambing oleh angin.

Kadang aku berfikir, untuk apa semua ini? Tentu semua akan berjalan lebih mudah jika hanya ada warna putih, meski tak indah" paling tidak tak usah ada yang sengsara. Biar semua normal, tak ada penindasan, bullying, seandainya semua manusia memandang dunia ini seperti tuhan, bahwa semua sama dimatanya, yang membedakan hanya baik dan buruk! Tentu dunia ini seperti surga yang layak dihuni.

 

Bukan salah manusia, jika selalu ingin jadi yang nomer satu dan menginginkan yang terbaik. Karena semua itu seolah sudah membudidaya pada ikatan hati dan takdir mereka.

Beruntunglah mereka yang berbahagia kemarin, hari ini ataupun esok hari.

Sebenarnya manusia bertindak seperti rantai makanan di hutan rimba, dimana yang kuat memangsa yang lemah, hanya saja lebih halus dan terstruktur dengan rapi. Hukum peradilan hanya buatan manusia, hukum alam lebih kekal meski terlihat mengerikan namun hukum itu lebih jujur, tak bisa dimainkan meski dijanjikan dengan setumpuk daging segar.

Tak seharusnya kita membicarakan benar dan salah, tapi kemunafikan sepertinya sudah mengakar dalam setiap benak manusia bahkan mungkin sudah tertanam sejak dalam rahim.

Aku tak tau mana yang nyata, karena aku bukan tuhan yang selalu benar. Ya,, aku juga manusia sama seperti kalian. Penuh kebohongan, kemunafikan, dan haus akan kesempurnaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun