Kaligentong ada di Kecamatan Gladagsari Kabupaten Boyolali Propinsi Jawa Tengah.
Kecamatan Gladagsari sendiri merupakan pemekaran dari Kecamatan Ampel.
Jaman Informatif
Boleh bangga lah di jaman medsos seperti sekarang ini Desaku, Kampung Halamanku, Tanah Kelahiranku ikut alur. Bukan terbawa arus, sih harapannya tapi mengikuti arus agar tidak ketinggalan jaman.
Ikut berbenah melakukan inovasi di bidang informasi.
Pemdes Kaligentong mempunyai akun di media sosial seperti instagram, Facebook, LinkedIn.
Juga bikin channel YouTube dan website.
Apa yang diselenggarakan oleh Pemdes Kaligentong bisa diakses luas di jejaring internet.
Ikonik
Agak menyesal Aku sebagai warga belum bisa sepenuhnya mengikuti even memorable di desa sendiri. Ada satu dan lain hal yang tidak bisa ditinggalkan bila melewatkan event tersebut.
Festival Kreatif Lokal. Â Mulai dari Memetri Dusun hingga Memetri Desa. Biasanya diadakan karnaval budaya.
Ada pagelaran topeng Ireng yang merupakan tarian tradisional setempat. Ada juga drumbleg.
Selama pandemi nyaris tidak ada kegiatan dan pada tahun ini mulai digiatkan kembali.
Begitu juga tempat -tempat yang sebenarnya bisa menjadi ikonik Desa Kaligentong.
Keunikan yang menjadi ciri khas kalau Kita sedang berada di Kaligentong. Bahkan sebelum agro wisata Gentong Kencono dibangun tempat tersebut sudah jadi ikonik.
Maklum lah, Kaligentong berada pada jalur Jalan Negeri yakni Jalan Raya Solo -Semarang.
Memudahkan memperoleh transportasi umum. Dapat dilihat di sepanjang perjalanan. Jadi banyak yang jadi ikonik.
Tentu sajaÂ
Dipersilahkan untuk mampir!
Sumangga!
Penasaran, kan apa saja itu?
Agro Wisata Gentong Kencono dan Taman MekarsariÂ
Tempat Eko wisata Gentong Kencono nama yang ikonik dengan Kaligentong ini dibangun tahun 2018. Aku masih ingat karena pada tahun ini juga Kaligentong berubah alamat dari Kecamatan Ampel berpindah ke Kecamatan Gladagsari. Imbas pemekaran wilayah Kecamatan Ampel. Ada berbagai bentuk gazebo kreasi tiap Dusun. Yang Aku tau ada 31 Dusun. Tapi sepertinya gazebo yang ada tidak sebanyak itu. Entahlah!
Taman Mekarsari dulunya menjadi tempat pembuangan sampah di sungai. Secara swadaya oleh warga setempat diubah menjadi destinasi lokal pilihan. Lokasinya tidak jauh dari Kantor Desa. Ke arah selatan. Dilengkapi lapak jualan yang bisa dipilih. Jadi bisa makan-makan sambil melihat pemandangan.
2. Menara dan Masjid Besar Tegalsari
Bangunan baru berupa menara yang dibuat dari beton rampung sekitar akhir tahun 2019. Pemrakarsa tentunya Takmir Masjid Tegalsari. Menara ini menjulang setinggi kurleb 25 meter dari lantai dasar.
Menara yang sudah terlihat dari Jalan Raya di perempatan tugu lilin sana.
Mau dihubung-hubungkan yang sepertinya tidak ada hubungan. Kalau ada korelasi silahkan diberitahu relasi antara Masjid Besar Tegalsari dengan Masjid Besar Sejarah Besari di Tegalsari, Kecamatan Jetis, Ponorogo sana. Karena Masjid Besar Tegalsari, Kaligentong ini juga ada sejarahnya meski bangunannya telah mengalami renovasi beberapa kali.
Dibangun mulai tahun 1962. Info penting ini dari generasi kedua pemuka agama Mbah Imam Mawardi yang menjadi salah satu pemrakarsa berdirinya Masjid di Tegalsari ini.
Tetapi ada bentuk bangunan yang masih dipertahankan hingga sekarang diantaranya empat saka guru. Empat tiang baku yang berada di tengah-tengah Masjid depan mimbar yang menopang atap berbentuk limasan. Dengan atap susun tumpang tiga. Filosofis dari Islam, Iman, dan Ihsan.
Bangunan sudah ada sebelum SMP Muhammadiyah di sebelah baratnya. Sempat ada konflik dengan dua bangunan penting ini. Konflik hak kepemilikan tanah dan wakaf hingga tidak akan terlupakan bagi warganya.
3. Tugu Pramuka di Kalitengah
Menyesal Aku!
Beberapa kali menyambangi tapi tidak pernah motret.
Posisi yang strategis di pinggir jalan raya. Lumayan bikin kikuk kalau mau motret bentuk landscape. Alasan klasik bagi yang suka jeprat-jepret sepertiku. Maklumin, ya!
Karena keberadaan tugu ini, jalan masuk Kalitengah dinamai Jalan Pramuka.
Ada warung nasi tumpang. Juga bakso tumpeng kesukaan mamihku di lokasi Tugu Pramuka yang bisa COD dan GoFood. Bisa diandalkan kalau lagi mager di rumah tapi pingin jajan.
4. Depan Pasar Ampel
Tetap! Meski berganti Kecamatan Gladagsari depan Pasar Ampel tepatnya di seberang jalannya dinamai Ampel. Orang luar kota dan orang Ampel yang rumahnya di luar kota belum bisa move on dari penyebutan Ampel.
Selainnya ada;
toko snack Bu' Tuling ini sudah lama dikenal, lho. Buka outlet juga di depan Pasar Ampel.
Toko Serabi Moro Dadi. Per-snack-an menjanjikan yang tidak boleh dilewatkan sembari nungguin bus ngetem mending jajan dulu, kan berlipat kenyang dan nikmatnya.
Berjalan sedikit ke Utara atau arah Semarang ada;
Warung Sate milik Cak Toha.
Ada Warung ayam kampung Yu Mi.
Ke Utara lagi ada;
Warung Capcay dan bakmi legendaris Coan. Generasi kedua saat ini. Kalau di google map di-tag dengan nama warung makan 'CIHU'
Perajin ban ke utaranya lagi. Dikenal dengan 'Pak Nur Ban'.
Warung Makan Mbok Nah
Dulunya ada di Nyamplung Kidul. Di seberang jalan. Karena pemilik nama 'Mbok Nah' (Generasi pertama) buka warung di depan rumah sendiri. Sedangkan generasi keduanya mulai berjualan di pinggir jalan raya Solo -Semarang tapi masih di Nyamplung Kidul juga.
Beberapa waktu Mbok Nah sendiri sudah tiada dan generasi kedua buka warung dekat sekitar sungai besar Kalitengah -Mekarsari.
5. Pusat Oleh-oleh Khas Boyolali
Ada dua yang terkenal dari dulu
Elang Sari pusat abon samping Kantor Pos
Sido Mampir (Pak Min) Perle di Kalipuyang
6. Warung Makan Bu Riyati
Berseberangan dengan Tugu Lilin Ampel di sebelah barat daya. Lokasinya mirip tusuk sate di pojok Kidul-Wetan Desa Kaligentong. Karena sebelah selatannya adalah Jalan Pantaran. Selatan jalan adalah Desa Gladagsari. Rumah tinggal pemilik warungnya di Gladagsari. Saat ini yang jualan generasi kedua.
Menu andalannya kare sapi. Menu gulai di hari pasaran Pasar Ampel yakni Pon dan Kliwon. Pecel, sambel tumpang, maupun sambel goreng krecek juga nggak kalah miraos, kok.
Aku suka tahu-tempe bacem, mentho-gandos juga. Tapi sekarang tidak tau camilan pelengkap itu masih ada atau tidak.
Kerukunan 5 Umat Beragama di Indonesia tercermin dari Desa Kaligentong
Selain bangunan Masjid di Kaligentong juga ada Gereja, Vihara, dan Pura. Berdampingan tanpa perselisihan.
Berharap apa yang sudah terbangun bisa dilestarikan.
Infrastruktur yang telah tersedia bisa diperlengkap agar bisa representatif lagi. Terutama dan terkhusus untuk warganya tentu.
Tidak menggangu kepentingan umum bila ada karnaval dengan melalui jalur desa bukan jalan raya.
Menjadi Desa Wisata Ramah Berkendara.
Tulisan di blog ini diikutsertakan dalam
